Minggu, 10 Maret 2013

SOAP ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “A” GII PI000I UK 38 MINGGU DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN DI BPM Hj.FAROCHAH KALAMI PULO JOMBANG


SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “A” GII PI000I UK 38 MINGGU
DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN
DI BPM Hj.FAROCHAH KALAMI PULO JOMBANG


Oleh :
ANNISA AULIYA RAMAH
7210015
PRODI D III KEBIDANAN
FEKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2012


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas praktek kebidanan ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny “A” GII PI000I UK 38 MINGGU dengan  INPARTU KALA I FASE LATEN DI BPM Hj.FAROCHAH KALAMI PULO JOMBANG.
1.    Ibu Hj.Farochah Kalami.SST selaku pembimbing praktik kebidanan.
2.      Ibu HJ. Sabrina Dwi Prihartini, S.K.M. Selaku Kaprodi D III Kebidanan UNIPDU jombang
3.      Ibu Listriana Fatimah ,SST. selaku pembimbing  akademik kebidanan UNIPDU jombang.
4.      Kedua orang tua kami yang telah memberi semangat dan dukungan kepada kami.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan serta saran guna perbaikan Asuhan Kebidanan ini.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Jombang, juli  2012
                                                                                   
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Pada proses persalinan itu sendiri dibagi menjadi beberapa kala antara I sampai IV. Kala I dimulai saat pembukaan serviks sampai menjadi lengkap 10 cm, kala II yaitu kala pengeluaran janin waktu uterus dengan kekuatan his ditambah dengan kekuatan mengejan mendorong janin keluar hingga lahir, kala III yaitu saat pelepasan dan pengeluaran uri, kala IV dimulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam.
Perubahan psikologis Ibu dipengaruhi beberapa faktor terutama karena ketidaknyamanan Ibu tentang persalinan. Perubahan psikologis ini sering terjadi pada Ibu primigravida. Adapun penanganannya dengan terapi, karena nyeri pada fase dilatasi maksimal ini bersifat psikologis yang semakin lama semakin hebat. Sebagai seorang bidan kita bisa membantu menggunakan teknik pernafasan, relaksasi yang tetap serta tindakan, kenyamanan misal gosok punggung atau kaki istirahat dan perubahan posisi selain itu anjurkan untuk berdo’a serta mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga Ibu bisa melewati persalinan dengan lebih tenang.
2.      Tujuan
a.       Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang mereka dapat diinstansi dengan praktek secara langsung dilahan sesuai asuhan kebidanan.
b.      Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny “L” usia kehamilan 38 minggu diharapkan mahasiswa mampu :
1)      Melaksanakan pengkajian
2)      Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan
3)      Mengidentifikasi atau mengantisipasi masalah potensial
4)      Mengidentifikasi kebutuhan segera
5)      Mengembangkan rencana asuhan
6)      Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
7)      Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan
BAB II
LANDASAN TEORI
A.    KONSEP DASAR PERSALINAN (PARTUS)
-          KONSEP PERSALINAN NORMAL
1.      Pengertian
·      Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Mansjoer, 2000 : 291).
·      Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2007 : 100).
2.      Fisiologis Persalinan
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang sebab terjadinya persalinan:
a.       Teori Penurunan Progesteron
Penuaan plasenta telah dimulai sejak usia kehamilan 30-60 minggu sehingga terjadi penurunan konsentrasi progesteron dan estrogen pada saat hamil, terjadi perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron yang menimbulkan kontraksi Braxton Hicks, yang selanjutnya akan bertindak sebagai kontraksi persalinan. Kenyataan menunjukkan bahwa saat menjelang persalinan, tidak terjadi penurunan konsentrasi progesteron.
b.      Teori Oksitosin
Menjelang persalinan terjadi peningkatan reseptor oksitosin dalam otot rahim sehingga mudah terstimulasi saat disuntikkan oksitosin dan menimbulkan kontraksi. Diduga bahwa oksitosin dapat meningkatkan pembentukan prostaglandin dan persalinan dapat berlangsung terus atau minimal melakukan kerjasama.
c.       Teori Keregangan Otot Rahim
Induksi persalinan dapat dilakukan dengan memecahkan ketuban sehingga keregangan otot rahim makin pendek dan kekuatan untuk berkontraksi makin meningkat.
d.      Teori Janin
Sinyal yang diarahkan pada maternal sebagai tanda bahwa janin telah siap lahir, belum diketahui dengan pasti. Kenyataan menunjukkan, bila terdapat anomaly hubungan hipofisis dan kelenjar supraneal, persalinan akan menjadi lebih lambat. Diduga bahwa keutuhan hipofisis dan glandula suprarenal sangat penting walaupun bentuk diketahui bentuk sinyalnya.
e.       Teori Prostaglandin
Menjelang persalinan, diketahui bahwa prostaglandin sangat meningkat pada cairan amnion dan desidua. Diperkirakan bahwa terjadinya penurunan progesterone dapat memicu interleukin -1 untuk melakukan “hidrolisis gliserofosfolofid” sehingga terjadi pelepasan dari asam arakidonat menjadi prostaglandin, PGE2, dan PGF2 alfa. Terbukti pula bahwa saat mulainya persalinan terdapat penimbunan dalam jumlah besar asam arakidonat dan prostaglandin dalam cairan amnion
3.      Tanda Menjelang Persalinan
-       Untuk primigravida kepala janin telah masuk PAP pada minggu 36 yang disebut lightening
-       Rasa sesak di daerah epigastrum makin berkurang.
-       Masuknya kepala janin menimbulkan sesak dibagian bawah dan menekan kandung kemih.
-       Dapat menimbulkan sering kencing atau polakisuria
-       Pada Pemeriksaan : TFU semakin turun; Serviks uteri mulai lunak, sekalipun terdapat pembukaan
4.      Braxton Hicks Kontrasepsi makin frekuen :
-       Sifatnya ringan, pendek, tidak menentu jumlahnya dalam 10 menit
-       Pengaruhnya terhadap effescement dan pembukaan serviks dapat mulai muncul.
-       Kadang-kadang pada multigravida sudah terdapat pembukaan.
-       Dengan stripping selaput ketuban akan dapat memicu his semakin frekuen dan persalinan dapat dimulai.
5.      Tanda Mulai Persalinan
Timbulnya his persalinan dengan ciri :
-       Fundul dominant
-       Sifatnya teratur makin lama intervalnya makin pendek
-       Terasa nyeri dari abdomen dan menjalar ke pinggang
-       Menimbulkan perubahan progresif pada serviks berupa perlunakan dan pembukaan
-       Dengan aktivitas his persalinan makin bertambah
(Manuaba, 2007 : 314).
·         Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.
·         Tanda dan Gejala Inpartu termasuk :
-       Penipisan dan pembukaan serviks
-       Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
-       Cairan lendir bercampur darah (“show”) melalui vagina
(Waspodo, 2007 : 37).
·         Berlangsungnya Persalinan Normal
Persalinan dibagi menjadi 4 kala:
1.      Kala I (Kala Pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm).
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :
1)      Fase Laten
Fase Laten Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lembab sampai mencapai ukuran diameter 3 cm
2)      Fase Aktif
Fase Aktif Dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :
·      Fase Akselerasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm
·      Fase Dilatasi Maksimal : Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
·      Fase Deselerasi : Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
·         Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam.
2.      Kala II (kala pengeluaran bayi)
Pengertian Kala II. Kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi (Waspodo, 2007 : 75).
Tanda dan Gejala Kala II Persalinan adalah :
·      Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
·      Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau vaginanya
·      Perineum menonjol
·      Vulva vagina dan sfingter ani membuka
·      Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam (informasi obyektif) yang hasilnya adalah :
·      Pembukaan serviks telah lengkap
·      Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina
3.      Kala III
Kala III dimulai setelah lahirnya bayi, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah. Kala III berlangsung sampai 6 sampai 15 menit setelah janin dikeluarkan.
Tanda lepasnya placenta:
-       Perubahan bentuk TFU
-       Tali pusar memanjang
-       Semburan darah mendadak dan singkat
Managemen aktif kala III (MAKTI)
-       Suntik oksitosin
-       Peregangan tali pusat terkendali
-       Masase fundus uteri
4.      Kala IV
Kala IV Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. 7 pokok yang harus diperharikan:
1)      Kontraksi uterus harus baik
2)      Tidak ada perdarahan dari vagina atau alat genetalia lainnya
3)      Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap
4)      Kandung kencing harus kosong
5)      Luka-luka pada perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematoma
6)      Bayi dalam keadaan baik
7)      Ibu dalam keadaan baik juga. TTV normal, tidak ada keluhan sakit kepala. Adanya frekuensi nadi yang menurun dengan volume yang baik adalah suatu gejala baik.
·         Setelah lahirnya placenta lakukan:
1)      Lakukan masase uterus
2)      Evaluasi TFU
3)      Perkiraan kehilangan darah
4)      Periksa perineum
5)      Evaluasi kondisi ibu dan bayi
6)      Dokumentasi
Mekanisme Persalinan
·      His adalah salah satu kekuatan pada ibu seperti telah dijelaskan- yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin kebawah. Pada presentasi kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.
·      Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan pintu atas panggul.
·      Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan daripada mekanisme turunnya kepala dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di daerah posterior adalah lebih luas dibandingkan dengan ruangan pelvis di daerah anterior.
·      Akibat sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris, dengan sumbu lebih mendekati suboksiput, maka tahanan oleh jaringan di bawahnya terhadap kepala yang akan menurun, menyebabkan bahwa kepala mengadakan fleksi di dalam rongga panggul dengan ukuran yang paling kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm).
·      Sampai didasar panggul kepala janin berada didalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterine disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi dalam. Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis. Dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan.
·      Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut putaran paksi luar. Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.
·      Didalam rongga panggul, bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga didasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terebih dahulu baru kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu, baru kemudian trokanter belakang, kemudian bayi lahir seluruhnya (Prawirohardjo, 2008:311-314).
Ada 3 faktor penting yang memegang peranan persalinan adalah:
1.      Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengejan.
2.      Keadaan jalan lahir
3.      Janinnya sendiri.
BAB III
TEORI SOAP
I.              PENGKAJIAN
1.      Data Subyektif (S)
Yaitu data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan pasien atau dengan seseorang yang mengetahui dengan seluk-beluk keadaan pasien selama ini.
a.       Biodata
1.      Nama
Ditanyakan dengan tujuan agar dapat mengenal atau memanggil klien dan tidak keliru dengan penderita lain.
2.      Umur
Untuk mengetahui keadaan klien, apakah klien termasuk dewasa atau usia lanjut.
3.      Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap Agama yang dianutnya sehingga memudahkan dalam melakukan asuhan dan pendekatan.
4.      Suku / bangsa
Ditanyakan untuk mengetahui asal daerah klien.
5.      Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui status sosial ekonomi sebagai dasar konseling dan pengobatan yang diberikan.
6.      Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Ibu atau suami sebagai dasar memberikan KIE.
7.      Alamat
Ditanyakan untuk mengetahui klien tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada klien yang namanya sama, selain itu alamat juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada penderita.
b.      Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan oleh klien saat ini atau yang menyebabkan klien datang ke RS.
c.       Riwayat kesehatan sekarang
Apakah klien menderita penyakit menurun, menular dan menahun.
d.      Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien menderita penyakit menurun, menular dan menahun.
e.       Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui usia perkawinan dan apakah itu perkawinan yang pertama kali.
f.       Riwayat menstruasi
Perlu diketahui menarche, siklus haid teratur atau tidak, banyaknya darah yang keluar waktu haid, lamanya haid, disertai nyeri atau tidak ada menopause.
g.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ditanyakan tentang kehamilan persalinan dan nifas yang lalu pada Ibu yang pernah hamil.
h.      Riwayat kontrasepsi
Ditanyakan untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang dipakai Ibu selama ini.
i.        Keadaan psikososial
-          Untuk mengetahui bagaimana perasaan Ibu, suami, keluarga dalam menerima penyakit yang diderita Ibu
j.        Pola kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui pola kebiasaan sehari-hari Ibu sebelum dan saat sakit.
-          Nutrisi
Untuk mengetahui komposisi makanan dan frekuensi makan dan minum.
-          Eliminasi
Untuk mengetahui BAB berapa kali, ada gangguan atau tidak, BAK berapa kali ada gangguan/tidak.
-          Pola coitus
Untuk mengetahui bagaimana sexualitas pasien.
-          Pola istirahat
Untuk mengetahui waktu istirahat yang berapa lama, ada gangguan atau tidak.
-          Personal hygiene
Untuk mengetahui kebersihan pasien.
2.      Data Obyektif (O)
Yaitu data yang didapatkan dengan melakukan pemeriksaan langsung kepada pasien, diantaranya pemeriksaan fisik, data psikologi, data psikososial, data penunjang yang spesifik, data dalam pelaksanaan terapi.
Pemeriksaan umum
-         Keadaan umum   :  untuk mengetahui keadaan secara keseluruhan
-         Tekanan darah     :  untuk mengetahui nilai tekanan darah Ibu
-         Nadi                    :  untuk mengetahui frekuensi detak jantung Ibu permenit
-         Suhu                    :  untuk mengetahui temperature suhu Ibu
-         RR                       :  untuk mengetahui frekuensi pernapasan permenit.
a.       Inspeksi
-            Kepala               :  warna rambut, bersih atau tidak
-            Muka                 :  pucat atau tidak, ada cloasma atau tidak
-            Mata                  :  conjungtiva pucat atau tidak, sclera putih/kuning
-            Leher                 :  apakah ada pembesaran kelenjar tyroid/tidak
-            Telinga              :  untuk mengetahui kebersihan telinga pasien
-            Hidung              :  simetris atau tidak, ada secret/tidak
-            Mulut                :  lembab/tidak, lidah kotor atau tidak, stomatitis ada atau tidak, ada caries/tidak.
-            Dada                 :  bentuk simetris/tidak
-            Payudara           :  simetris atau tidak, keadaan puting susu menonjol atau tidak.
-            Abdomen          :  ada massa atau tidak,pembesaran perut atau tidak, ada atau tidak bekas sc.dan untuk mengetahui TFU.
-            Ekstremitas atas   : untuk mengetahui pergerakannya
-            Ekstremitas bawah  : lengkap atau tidak, apakah oedem atau tidak.
b.      Palpasi
-            Leher                 :  adakah pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
-            Payudara           :  apakah ada nyeri tekan, benjolan abnormal ada atau tidak ada
-            Abdomen          :  apakah ada massa atau tidak
c.       Auskultasi
-            Dada                 :  ada atau tidak bunyi wheezing dan ronchi
d.      Perkusi
-            Reflek patella    :  +/+ atau -/-
e.       Data penunjang
Adalah data yang diperoleh dari hasil laboratorium, fotothorax atau hasil USG.
3.      Analisis Data (A)
Untuk mengetahui atau menetukan Diagnosa, Diagnosa Potensial, berdasarkan data Subjektif dan Objektif kemudian Masalah, Masalah Potensial dan kebutuhan segera saat itu juga.
4.      Penatalaksanaan (P)
Intervensi           :  mengacu pada kebutuhan segera
Implementasi      :  rencana asuhan menyeluruh dan di laksanakan langsung
Evaluasi              :  hasil asuhan secara menyeluruh.
SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “A” GII PI000I UK 38 MINGGU
DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN
DI BPM Hj.FAROCHAH KALAMI PULO JOMBANG
I.              Pengkajian
Tanggal  : 25 – 06 – 2012                                              Jam      : 11 : 30 Wib
A.    Data Subyektif ( S )
1)   Identitas
Nama Ibu         : Ny “A”                  Nama ayah      : Tn “S”
Umur               : 24 thn                    Umur               : 29 thn
Suku/Bangsa    : Jawa/Indonesia     Suku/Bangsa   : Jawa/Indonesia
Agama             : Islam                     Agama             : Islam
Pendidikan      : SMU                     Pendidikan      : SMU
Pekerjaan         : IRT                        Pekerjaan         : Swasta
Alamat             : Mojongapit            Alamat            : Mojongapit
2)   Keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya terasa kencang-kencang sejak pukul 03:00  wib tanggal  25 – 06 – 2012  dan hanya mengeluarkan lender sedikit.
3)   Riwayat Kebidanan
Menarche           : 12 tahun
Siklus                 : 28 hari
Lama                              : 3 – 4 hari (hari 1- 2 habis 4 softex dan hari 3 – 4 habis        3 softex )
Warna                : Merah
Dismenorea        : Tidak pernah
Flouralbus          : Kadang – kadang ( sebelum dan sesudah haid )
4)   Riwayat kehamilan, persalinan, nifas lalu
NO
UK
Jenis persalinan
Penolong
Komplikasi
BB/PB bayi lahir
Keadaan
Laktasi
Usia Anak
1.
2
9 bln
H
Spontan
A M I L
Bidan
INI
-
/2300/50
baik
+/+
1        th
5)   Riwayat kehamilan sekarang
Amenorea          : 9 bulan
HPHT                : 11 – 08 – 2011
TP                      : 18 – 05 – 2012
UK                     : 38 minggu
Ibu mulai merasakan gerakan janin pada umur kehamilan +  4 bulan.
ANC      : TM I  : 4x di Bidan
               : TM II            : 4x di Bidan dan 1x di Dokter
               : TM II            : 4x di Bidan dan 1x di Dokter
Keluhan selama hamil dan terapi yang di berikan
TM II     : Mual – mual  à terapi (B6,Kalk,Fe)
TM II     : tidak ada       à terapi (Kalk,Fe)
TM III   : tidak ada       à terapi (Kalk,Fe,B1,vitC)
6)      Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM, asma, hipertensi, dll, tidak mempunyai penyakit menahun seperti jantung dan tidak mempunyai penyakit menular seperti TBC.
7)   Riwayat kesehatan lalu
Ibu mengatakan tidak penah menderita penyakit menurun seperti asma,HT, TBC,dll dan ibu tidak pernah menderita penyakit menular,seperti HIV/AIDS dan penyakit menahun seperti kencing manis.
8)   Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa dirinya dan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular atau menurun seperti TBC, penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, tidak pernah operasi dan tidak ada keturunan kembar.
9)   Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
10)   Riwayat Perkawinan
Kawin ke           : 2x
Usia Kawin        : 17 tahun
Lama                  : + 9 tahun
11)  Riwayat TT
TT 2x
12)  Pola kebiasaan sehari-hari
a)      Pola nutrisi
Sebelum hamil :   Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi sedang minum ± 8 gelas
Saat hamil         :  Ibu mengatakan pola makan tetap makan 4x sehari dengan porsi sedang, minum ± 8 gelas
b)      Pola eliminasi
Sebelum hamil  :  BAB : 1x sehari, BAK : 5x sehari
Saat hamil         :  BAB : 1x sehari, BAK : 6 – 7x sehari
c)      Pola coitus
Sebelum hamil  :  2x dalam sebulan
Saat hamil         :  jarang melakukan hubungan suami istri
Saat partus        : Ibu belum pernah melakukan aktifitas seksual.
d)     Pola istirahat
Sebelum hamil  :  ± 8 jam perhari
Saat hamil         :  ± 7 jam perhari
e)      Pola personal hygiene
Sebelum hamil  :  mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 2 hari sekali
Saat hamil         :  mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 2 hari sekali
13)  Keadaan psikologi
·         Kehamilan ini diharapkan
·         Ibu dan keluarga merasa senang dengan kehamilan ini
·         Hubungan suami istri dan keluarga baik
B.     Data objektif
1.       Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : BAIK
Kesadaran composmetis
Keadaan emosional       : stabil
·         Tekanan darah   : 120/80 mmHg
·         Nadi                  : 80 x/menit
·         Suhu                  : 368 0C
·         RR                     : 20 x/ mnt
·         Tinggi badan     : 159 cm
·         BB sebelum hamil     : 65 kg
·         BB selama hamil       : 74 kg
·         Lila                            : 25cm
2.       Pemeriksaan fisik
a)    Inspeksi
·            Rambut             : Bersih, hitam, lurus.
·            Muka                 : Tidak oedem dan pucat, terdapat chloasma gravidarum
·            Mata                  : simetris, konjungtiva merah muda,sklera putih
·            Hidung              : Simetris, bersih tidak ada polip/ sekret
·            Mulut dan gigi  : Simetris tidak ada gigi palsu, tidak ada karies dan tidak ada stomatifus
·            Telinga              : simetris,tidaka ada serumen,dan tidak ada gangguan pendengaran.
·            Leher                 : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena  jugularis.
·            Dada                 : Payudara simetris, puting susu menonjol, terdapat hiperprgmentasi areola mammae, tidak ada lesi dan benjolan, terdapat eolostrom.
·            Perut                  : Pembengkakan perut sesuai umur kehamilan 33 cm, ada striae gravidarum livide, tidak ada luka bekas operasi.
·            Genetalia           : Bersih,tidak ada varices dan tidak ada oedema
·            Anus                  : Tidak ada luka perut dan honoroid
·            Ekstremitas       : Ekstrimitas atas         : tidak ada gangguan pergerakan, tidak terpasang infus
    Ekstrimitas bawah :   tidak oedem, tidak ada varices.
b)    Palpasi
·            Leher       : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar tyroid, limfe.
·            Dada       : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
·            Abdomen          : Leopold
Leopold    I       : TFU 3 jari bawah Px, teraba bulat lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold    II     : Punggung, teraba keras datar seperti papan di kanan  dan teraba bagian kecil janin dikiri.
Leopold    III    : bagian bawah teraba keras bulat dan melenting (kepala) sudah masuk PAP
Leopold    IV    : diveregen dan masuk pap sejauh 2/5
c)    Perkusi
·            Reflek patella kanan dan kiri (+/+)
3.      Pemeriksaan dalam
Jam 11.30 WIB                     Tgl 25 07 - 2012
Æ 2 cm  
Selaput ketuban utuh
Efficement  : 25 %
Presentasi Kepala Denominator UUK 
4.      Pemeriksaan laborat
Tanggal 08 – 04 – 2012
Hb 12 gr %
II.           ANALISIS  DATA
Dx    : Ny “ A” GII PI000I UK 38 minggu, janin tunggal hidup, let kep intra uterin, KU baik dengan inpartu kala 1, fase latin.
Ds    : -
Dx Potensial      : -
Ds Potensial       : -
Kebutuhan        :  Memberikan dukungan emosional dan pendekatan
Menyarankan dan membantu Ibu untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
Memberi cairan dan nutrisi
Pencegahan infeksi
Eliminasi
Observasi CHPB dan TTV
III.        PENATALAKSANAAN
1.      Lakukan pendekatan pada Ibu
Melakukan  pendekatan pada bu agar terjalin kepercayaan dan kerjasama klien dengan petugas
Klien dapat mempercayai petugas dan dapat bekerjasama
2.      Siapkan peralatan untuk menolong persalinan (partus set,perlengkapan ibu dan bayi). Menyiapkan peralatan untuk menolong persalinan (partus set,perlengkapan ibu dan bayi) agar mempermudah dalam tindakan.Peralatan telah siap.
3.      Berikan cairan dan nutrisi.Memberikan cairan dan nutrisi karena cairan dan nutrisi Ibu sendiri diolah oleh tubuh dan diproduksi sebagai bahan energy.ibu telah diberikan cairan dan nutrisi.
4.      Lakukan observasi TTV
Melakukan Observasi TTV
Waktu
TTV
His
DJJ
Hasil VT
11: 30
TD120/80mmHg
N   80x/menit
S 36,5 0C
3x/10 menit “30
136x/menit
Ø 2 cm,selaput ketuban utuh
12 : 00
TD -
N 88x/menit
S -
3x/10 menit “30
140x/menit
-
12 : 30
TD
N 82x/menit
S
4x/10 menit “40
140x/menit
-
13 : 00
TD
N 88x/menit
S
4x/10 menit “45
144x/menit
-
13 : 30
TD
N 88x/menit
S
4x/10 menit “45
144x/menit
-
14 : 00
TD
N 84x/menit
S
4x/10 menit “45
136x/menit
-
14 : 30
15 : 00
TD
N 88x/menit
S
TD120/80 mmHg
N 80x/menit
S 36 0C
4x/10 menit “45
4x/10 menit “45
140x/menit
144x/menit
-
Ø 10 cm (lengkap)
IV.        EVALUASI
Tgl : 25 – 06 - 2012                                                   Jam : 11.30 WIB
Kala I
S      : Ibu mengatakan ia merasa kenceng – kenceng dan sakit perut tembus ke punggung dan terasa semakin sakit.
O      : TD   : 120/80 mmHg           RR             :       20 x/m
           N     : 80 x/mnt                    S                :       36 0C    
           VT   : Ø 2 cm                      DJJ            :       136x/menit
           His   : 3x/10 menit “30
A      : Ny “A” GII PI000I dengan Kala 1 fase laten
P      : Pantau tanda – tanda persalinan
           Membantu ibu mengatur posis yang nyaman
           Observasi Ibu dan janin
           Pemenuhan cairan dan nutrisi
Evaluasi Kala II
Tgl : 25 – 06 – 2012                                                      Jam 15.00 WIB
Kala II
S      : Ibu ingin mengejan dan rasa seperti ingin buang air besar.
O      : TD           : 120/80 mmHg                                   VT       : Ø 10 cm
           N             : 80x/menit                                          His       : 4x/10 menit” 45
         S                : 36 0C                                                 DJJ      : 144x/menit
A      : Ny “A” dengan Kala II
P      : 1.  Mengamati tanda dan gejala kala II (Doran,teknus,perjol,vulka)
2.      Memastikan perlengkapan, bahan dan oba-obatan esensial siap digunakan, mematahkan eksitosin 10 U dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai didalam partus set.
3.      Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih
4.      Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah saku, mencuci ke dua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handk satu kali pakai.
5.      Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi untuk semua pemeriksaan dalam
6.      Menghisap oksitosin 10 U ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan steril) dan meletakkkan kembali di partus set.
7.      Memberikan vulva dan perinium, menyekanya dengan hati-hati dari depat kebelakang dengan kapas/kasa yang dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi.
8.      Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan servik sudah lengkap, bila ketuban belum pecah sedangkan pembukaan sudah lengkap lakukan amniotomi.
9.      Mendekontaminasikan sarung tangan dengan mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% dan melepas dalam keadaan terbalik serta merendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 mnt, mencuci ke dua tangan.
10.  Memeriksa DJJ setelah kontraksi uterus berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 x/mnt).
11.  Memberitahukan ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
·         Menunggu Ibu hingga punya keinginan meneran
·         Menjelaskan kepada keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberikan semangat kepada Ibu saat mulai meneran.
12.  Meminta bantuan keluarga menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (pada saat his, bantu Ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman)
13.  Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran.
·         Bimbing Ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
·         Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
·         Bantu Ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
·         Anjurkan Ibu beristirahat diantara kontraksi
·         Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat pada Ibu
·         Berikan cukup asupan cairan peroral
·         Menilai DJJ setiap kontaksi uterus selesai
·         Segera rujuk jika bayi belum/tidak segera lahir setelah 120 mnt (2 jam) meneran (primigravida)/ 60 mnt (1 jam) meneran (multigravida)
14.  Anjurkan Ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika Ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 mnt.
15.  Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di berut Ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16.  Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong.
17.  Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18.  Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
19.  Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perinium dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Menganjurkan Ibu meneran perlahan/bernafas dangkap dan cepat.
20.  Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika itu terjadi, dan segera melanjutkan proses kelahiran bayi.
·         Jika tali pusat meliliti leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
·         Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua tempat dan potong diantara dua klem tersebut
21.  Tunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan
22.  Setelah kepala mengalami putar paksi luar, pegang secara biparetal. Anjurkan Ibu untuk meneran saat kontraksi. Denga lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu dengan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23.  Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perinium Ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah, menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
24.  Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan Ibu jari dan jari-jari lainnya)
25.  Melakukan penelitian (selintas)
a)      Apakah bayi menangis kuat dan bernafas tanpa kesulitan ?
b)      Apakah bayi bergerak dengan aktif.
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap, melakukan langkah resusitasi.
26.  Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks, ganti handuk basah dengan handuk/kain kering, membuarkan bayi diatas perut Ibu.
27.  Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
.
         Evaluasi Kala III
                  Tgl : 25 – 06 – 2012                                                          Jam 16.05 WIB
                  Kala III
        S      : Ibu mengatakan ia merasa lega karena bayinya lahir dengan lancar  dan selamat
        O     : Bayi lahir tanggal 25 – 07 – 2012,pukul 16 : 05
·         Menangis spontan                             TD       : 120/80 mmHg
·         Kulit kemerahan                                N         : 80x/menit
·         Gerakan Aktif                                   S          : 365 0C
·         Jenis Kelamin Perempuan
                  A     : Ny “A” dengan Kala III
                 
P      : Manajmen aktif kala III                 
28.  Memberitahu Ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29.  Dalam waktu 1 mnt setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 U Im di 1/3 paha atas distal lateral (melakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
30.  Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi, mendorong isi tali pusat kearah distal (Ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31.  Memotong dan mengikat tali pusat
Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang lebih dijepit (dilindungi perut bayi) dan melakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
Melepaskan klem dan memasukkan dalam wadah yang telah disediakan.
32.  Meletakkan bayi agar ada kontak kulit Ibu ke kulit bayi. Meletakkan bayi tengkurap didada Ibu. Luruskan bahu bayi sehingga menempel di dada / perut Ibu, mengusahakan bayi berada diantara payudara Ibu dengan posisi lebih rendah dari puting Ibu.
33.  Menyelimuti Ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
34.  Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35.  Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut Ibu, ditepi atas simpisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36.  Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kebelang-atas (darso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri) jika plasenca tidak lahir setelah 30-40 dtk hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta Ibu, suami / keluarga melakukan stimulasi puting susu.
37.  Melakukan penegangan dan dorongan darso-kranial hingga plasenta lepas, meminta Ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap melakukan tekanan darso-kranial).
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta,
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat.
38.  Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plaseta pada wadah yang telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung DTT untuk melakukan eksporasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
39.  Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkonrtaksi. Melakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 dtk masase.
40.  Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke Ibu maupun janin dan memastikan selaput ketuban, lengkap dan utuh, masukkan plasenta kedalam kantong plastik/tempat khusus.
41.  Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perinium. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42.  Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
43.  Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di ada paling sedikit 1 jam. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi dini dalam waktu 30-60 mnt menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 mnt. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
Biarkan bayi berada di dada selama 1 jam walaupun bayi berhasil menyusu kalau belum menyusu tunggu sampai 2 jam.
44.  Setelah 1 jam melakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotika profilaksis, dan vit K1 1 mg Im di paha kiri anterolateral.
45.  Setelah 1 jam pemberian vit K1 berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral, meletakkan bayi didalam jangkauan Ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan. Meletakkan kembali bayi pada Ibu bila bayi belum berhasil menyusu didalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
46.  Memantau kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
·         2-3 kali dalam 15 menit pertama PP
·         Setiap 15 mnt pada 1 jam pertama PP
·         Setiap 20-30 mnt pada jam kedua PP
·         Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk aoniouteri.
47.  Mengajarkan Ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
48.  Evaluasi dan estimasi jumlah perdarahan
49.  Memeriksa nadi Ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 mnt selama 1 jam pertama PP dan setiap 30 mnt selama jam kedua PP.
·         Memeriksa temperatur tubuh Ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama PP
·         Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
50.  Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 x/mnt) serta suhu tubuh normal (365 0C-375 0C).
51.  Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 mnt), mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi.
52.  Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai.
53.  Membersihkan Ibu dengan air DTT, membersihkan sisa cairan ketuban, lendir, dan darah, membantu Ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
54.  Memastikan Ibu merasa nyaman, membantu Ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberi Ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
55.  Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
56.  Mencelupkan sarung tangan kotor dalam larutan klorin 0,5% membalik bagian dalam keluar dan merendam selama 10 mnt.
57.  Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
58.  Melengkapi patograf, memeriksa TTV dan asuhan kala IV
Evaluasi Kala IV
Tgl : 25 – 06 - 2012                                                   Jam : 16.20 WIB
Kala IV
·         Placenta lahir spontan
·         Panjang tali pusat 50 cm,incersi sentral,kotiledon lengkap,perdarahan + 50 cc
·         UC baik
·         TFU 2 jari bawah pusat
S      : Ibu mengatakan perutnya terasa mules
O      : KU  : baik
           Perdarahan + 50 cc ,kendung kemih kosong,UC baik, TFU 2 jari bawah pusat.
A      : Ny “A” PII000II dengan kala IV
P      : - Menilai ulang kontraksi uterus dan menilai perdarahan
           - Mengajarkan ibu untuk menyusui bayinya
           - Melakukan pemantauan KU,TTV,kendung kemih,setiap 15 menit sekali  1 jam pertama dan 30 menit sekali pada 1 jam kedua pasca persalinan
Evaluasi
Tanggal : 26 – 06 – 2012                                   Jam 06:30
S          : Ibu mengatakan perutnya masih merasa mules dan lelah
O         : Ibu tampak lelah,TFU 2 jari bawah pusat,UC baik,kendung kemih kosong,
Perdarahan + 50 cc, TD 120/80 mmHg, N 80x/menit, RR 20x/menit, S 365 0C
A         : Ny”A” PII000II  dengan 2 jam Post Partum
P          : Lakukan Observasi 2 jam post partum
Anjurkan ibu untuk mobilisai dini
Ajarkan ibu cara menjaga kehangatan bayi
Perawatan Masa Nifas
Konseling perawatan BBL dan perawatan tali pusat
Follow up 1 minggu lagi untuk pemantauan keadaan ibu dan bayinya
BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.       Berdasarkan pengkajian pada Ny “A” GII PI000I UK 38 mgg janin tunggal hidup, let kep KU Ibu dan janin baik dengan kala I fase laten
2.       Pada Ibu bersalin diberikan asuhan kebidanan yaitu :
·         Pendekatan /konseling terapeutik pada Ibu
·         Mengevaluasi keadaan Ibu dan janin selama proses melahirkan
·         Memimpin kelahiran sesuai dengan waktu dan teori yang ada
·         Memberi dukungan dan motivasi kepada Ibu
·         Memberikan asuhan sesuai APN 58 langkah
·         Mengevaluasi kembali keadaan Ibu dan bayi
3.       Implementasi diberikan sesuai dengan intervensi
4.       Tidak terdapat masalah patologis pada Ibu dan janin.
B.     Saran
1.       CBagi Mahasiswa
Hendaknya lebih proaktif, cepat dan tanggap dalam menghadapi segala situasi dan kondisi yang dihadapi baik dalam teori atau kasus lapangan, khususnya pada proses persalinan.
2.       Lahan Praktek BPS
Diharapkan pada lahan lebih meningkat KIE pada Ibu yang akan bersalin.
3.       Institusi Pendidikan
Dapat membimbing dalam proses pembuatan asuhan kebidanan khususnya pada Ibu bersalin dengan sabar dan teliti serta memotivasi para mahasiswi dalam segi mental dan spiritual.
4.       Nakes
Bagi setiap tenaga kesehatan / bidan harus lebih dalam mengkaji setiap kasus yang ada, karena itu menentukan diagnosa yang akan diambil serta asuhan yang akan diberikan pada Ibu, khususnya Ibu bersalin. Dan pada setiap tindakan yang dilakukan harus diteliti, karena menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.


DAFTAR PUSTAKA
1.       Prawirohardjo,sarwono.2006.Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
2.       Saifuddin Abdul Bari, dkk, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Edisi I, Jakarta : YBP-SP, 2002
3.       Azwar Azrul.2007.Asuhan PersalinanNormal.Jakarta : JNPK – KR
4.       Pearce.C.Evelyn.2008.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
5.       Saifuddin ,Abdul Bari. 2007. Buku Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar