SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “A” GII PI000I UK 38 MINGGU
DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN
DI BPM Hj.FAROCHAH KALAMI PULO
JOMBANG
Oleh :
ANNISA AULIYA RAMAH
ANNISA AULIYA RAMAH
7210015
PRODI D III KEBIDANAN
FEKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2012
PRODI D III KEBIDANAN
FEKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas praktek
kebidanan ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny “A” GII PI000I UK 38 MINGGU dengan INPARTU KALA I FASE LATEN DI BPM
Hj.FAROCHAH KALAMI PULO JOMBANG.
1.
Ibu Hj.Farochah Kalami.SST selaku pembimbing praktik kebidanan.
2. Ibu HJ. Sabrina Dwi Prihartini, S.K.M. Selaku
Kaprodi D III Kebidanan UNIPDU jombang
3. Ibu Listriana Fatimah ,SST. selaku pembimbing akademik kebidanan UNIPDU jombang.
4.
Kedua orang
tua kami yang telah memberi semangat dan dukungan kepada kami.
Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan serta
saran guna perbaikan Asuhan Kebidanan ini.
Semoga Asuhan
Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya.
Jombang, juli 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Persalinan adalah
proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan
lahir. Pada proses persalinan itu sendiri dibagi menjadi beberapa kala antara I
sampai IV. Kala I dimulai saat pembukaan serviks sampai menjadi lengkap 10 cm,
kala II yaitu kala pengeluaran janin waktu uterus dengan kekuatan his ditambah
dengan kekuatan mengejan mendorong janin keluar hingga lahir, kala III yaitu
saat pelepasan dan pengeluaran uri, kala IV dimulai dari lahirnya uri selama
1-2 jam.
Perubahan
psikologis Ibu dipengaruhi beberapa faktor terutama karena ketidaknyamanan Ibu
tentang persalinan. Perubahan psikologis ini sering terjadi pada Ibu primigravida.
Adapun penanganannya dengan terapi, karena nyeri pada fase dilatasi maksimal
ini bersifat psikologis yang semakin lama semakin hebat. Sebagai seorang bidan
kita bisa membantu menggunakan teknik pernafasan, relaksasi yang tetap serta
tindakan, kenyamanan misal gosok punggung atau kaki istirahat dan perubahan
posisi selain itu anjurkan untuk berdo’a serta mendekatkan diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa sehingga Ibu bisa melewati persalinan dengan lebih tenang.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu menerapkan ilmu
yang mereka dapat diinstansi dengan praktek secara langsung dilahan sesuai
asuhan kebidanan.
b. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan
pada Ny “L” usia kehamilan 38 minggu diharapkan mahasiswa mampu :
1) Melaksanakan pengkajian
2) Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan
3) Mengidentifikasi atau mengantisipasi masalah
potensial
4) Mengidentifikasi kebutuhan segera
5) Mengembangkan rencana asuhan
6) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
7) Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan
BAB II
LANDASAN
TEORI
A. KONSEP DASAR PERSALINAN (PARTUS)
-
KONSEP PERSALINAN NORMAL
1.
Pengertian
· Persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke
dunia luar (Mansjoer, 2000 : 291).
· Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam
18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2007 :
100).
2.
Fisiologis Persalinan
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang sebab terjadinya persalinan:
a.
Teori Penurunan Progesteron
Penuaan plasenta telah dimulai sejak
usia kehamilan 30-60 minggu sehingga terjadi penurunan konsentrasi progesteron
dan estrogen pada saat hamil, terjadi perubahan keseimbangan estrogen dan
progesteron yang menimbulkan kontraksi Braxton Hicks, yang selanjutnya akan
bertindak sebagai kontraksi persalinan. Kenyataan menunjukkan bahwa saat
menjelang persalinan, tidak terjadi penurunan konsentrasi progesteron.
b. Teori Oksitosin
Menjelang persalinan terjadi
peningkatan reseptor oksitosin dalam otot rahim sehingga mudah terstimulasi
saat disuntikkan oksitosin dan menimbulkan kontraksi. Diduga bahwa oksitosin
dapat meningkatkan pembentukan prostaglandin dan persalinan dapat berlangsung
terus atau minimal melakukan kerjasama.
c. Teori Keregangan Otot Rahim
Induksi persalinan dapat dilakukan
dengan memecahkan ketuban sehingga keregangan otot rahim makin pendek dan
kekuatan untuk berkontraksi makin meningkat.
d. Teori Janin
Sinyal yang diarahkan pada maternal
sebagai tanda bahwa janin telah siap lahir, belum diketahui dengan pasti.
Kenyataan menunjukkan, bila terdapat anomaly hubungan hipofisis dan kelenjar
supraneal, persalinan akan menjadi lebih lambat. Diduga bahwa keutuhan
hipofisis dan glandula suprarenal sangat penting walaupun bentuk diketahui
bentuk sinyalnya.
e. Teori Prostaglandin
Menjelang persalinan, diketahui
bahwa prostaglandin sangat meningkat pada cairan amnion dan desidua.
Diperkirakan bahwa terjadinya penurunan progesterone dapat memicu interleukin
-1 untuk melakukan “hidrolisis gliserofosfolofid” sehingga terjadi pelepasan
dari asam arakidonat menjadi prostaglandin, PGE2, dan PGF2 alfa. Terbukti pula
bahwa saat mulainya persalinan terdapat penimbunan dalam jumlah besar asam
arakidonat dan prostaglandin dalam cairan amnion
3.
Tanda Menjelang Persalinan
- Untuk primigravida kepala janin
telah masuk PAP pada minggu 36 yang disebut lightening
- Rasa sesak di daerah epigastrum
makin berkurang.
- Masuknya kepala janin menimbulkan
sesak dibagian bawah dan menekan kandung kemih.
- Dapat menimbulkan sering kencing
atau polakisuria
- Pada Pemeriksaan : TFU semakin turun; Serviks uteri mulai
lunak, sekalipun terdapat pembukaan
4.
Braxton Hicks Kontrasepsi makin frekuen :
- Sifatnya ringan, pendek, tidak
menentu jumlahnya dalam 10 menit
- Pengaruhnya terhadap effescement dan
pembukaan serviks dapat mulai muncul.
- Kadang-kadang pada multigravida
sudah terdapat pembukaan.
- Dengan stripping selaput ketuban
akan dapat memicu his semakin frekuen dan persalinan dapat dimulai.
5.
Tanda Mulai Persalinan
Timbulnya his persalinan dengan ciri :
- Fundul dominant
- Sifatnya teratur makin lama
intervalnya makin pendek
- Terasa nyeri dari abdomen dan
menjalar ke pinggang
- Menimbulkan perubahan progresif pada
serviks berupa perlunakan dan pembukaan
- Dengan aktivitas his persalinan
makin bertambah
(Manuaba, 2007 :
314).
·
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan serviks.
·
Tanda dan Gejala Inpartu termasuk :
- Penipisan dan pembukaan serviks
- Kontraksi uterus yang mengakibatkan
perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
- Cairan lendir bercampur darah
(“show”) melalui vagina
(Waspodo, 2007 : 37).
·
Berlangsungnya Persalinan Normal
Persalinan dibagi menjadi 4 kala:
1.
Kala I (Kala Pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur
dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10
cm).
Proses membukanya serviks sebagai
akibat his dibagi dalam 2 fase :
1) Fase Laten
Fase Laten Berlangsung
selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lembab sampai mencapai ukuran diameter 3
cm
2) Fase Aktif
Fase Aktif Dibagi
dalam 3 fase lagi, yakni :
· Fase Akselerasi : Dalam waktu 2 jam
pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm
· Fase Dilatasi Maksimal : Dalam waktu
2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
· Fase Deselerasi : Pembukaan menjadi
lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
·
Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam sedangkan pada
multipara kira-kira 7 jam.
2.
Kala II (kala pengeluaran bayi)
Pengertian Kala II. Kala II juga disebut sebagai kala
pengeluaran bayi. Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi (Waspodo, 2007 : 75).
Tanda dan Gejala Kala II Persalinan
adalah :
· Ibu merasakan ingin meneran
bersamaan dengan terjadinya kontraksi
· Ibu merasakan adanya peningkatan
tekanan pada rectum dan atau vaginanya
· Perineum menonjol
· Vulva vagina dan sfingter ani
membuka
· Meningkatnya pengeluaran lendir
bercampur darah
Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam (informasi obyektif)
yang hasilnya adalah :
· Pembukaan serviks telah lengkap
· Terlihatnya bagian kepala bayi
melalui introitus vagina
3.
Kala III
Kala III dimulai
setelah lahirnya bayi, uterus teraba keras dengan fundus
uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15
menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus
uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah. Kala III
berlangsung sampai 6 sampai 15 menit setelah janin dikeluarkan.
Tanda lepasnya
placenta:
-
Perubahan bentuk TFU
-
Tali pusar memanjang
-
Semburan darah mendadak dan singkat
Managemen
aktif kala III (MAKTI)
-
Suntik oksitosin
-
Peregangan tali pusat terkendali
-
Masase fundus uteri
4.
Kala IV
Kala IV Dimulai dari saat lahirnya plasenta
sampai 2 jam pertama post partum. 7 pokok yang harus diperharikan:
1)
Kontraksi uterus harus baik
2)
Tidak ada perdarahan dari vagina atau alat genetalia lainnya
3)
Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap
4)
Kandung kencing harus kosong
5)
Luka-luka pada perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematoma
6)
Bayi dalam keadaan baik
7)
Ibu dalam keadaan baik juga. TTV normal, tidak
ada keluhan sakit
kepala. Adanya frekuensi nadi yang menurun dengan volume yang baik adalah suatu
gejala baik.
·
Setelah lahirnya placenta lakukan:
1) Lakukan
masase uterus
2) Evaluasi TFU
3) Perkiraan
kehilangan darah
4) Periksa
perineum
5) Evaluasi
kondisi ibu dan bayi
6) Dokumentasi
Mekanisme Persalinan
· His adalah salah satu kekuatan pada
ibu seperti telah dijelaskan- yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong
janin kebawah. Pada presentasi kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan
turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.
· Masuknya kepala melintasi pintu atas
panggul dapat dalam keadaan sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala janin
tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam
keadaan asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan pintu atas
panggul.
· Keadaan asinklitismus anterior lebih
menguntungkan daripada mekanisme turunnya kepala dengan asinklitismus posterior
karena ruangan pelvis di daerah posterior adalah lebih luas dibandingkan dengan
ruangan pelvis di daerah anterior.
· Akibat sumbu kepala janin yang
eksentrik atau tidak simetris, dengan sumbu lebih mendekati suboksiput, maka
tahanan oleh jaringan di bawahnya terhadap kepala yang akan menurun,
menyebabkan bahwa kepala mengadakan fleksi di dalam rongga panggul dengan
ukuran yang paling kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm)
dan dengan sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm).
· Sampai didasar panggul kepala janin
berada didalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemui
diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan. Akibat
kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterine disebabkan oleh
his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi
dalam. Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar ke arah
depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis.
Dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi untuk
dapat dilahirkan.
· Dengan kekuatan his bersama dengan
kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu.
Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut putaran
paksi luar. Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi
dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.
· Didalam rongga panggul, bahu akan
menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga didasar
panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam posisi depan
belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terebih dahulu baru kemudian bahu
belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu, baru
kemudian trokanter belakang, kemudian bayi lahir seluruhnya (Prawirohardjo, 2008:311-314).
Ada 3 faktor
penting yang memegang peranan persalinan adalah:
1.
Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan
his dan kekuatan mengejan.
2.
Keadaan jalan lahir
3.
Janinnya sendiri.
BAB III
TEORI SOAP
I.
PENGKAJIAN
1.
Data Subyektif (S)
Yaitu data yang
didapatkan dari hasil wawancara dengan pasien atau dengan seseorang yang
mengetahui dengan seluk-beluk keadaan pasien selama ini.
a. Biodata
1. Nama
Ditanyakan dengan tujuan agar dapat
mengenal atau memanggil klien dan tidak keliru dengan penderita lain.
2. Umur
Untuk mengetahui keadaan klien, apakah
klien termasuk dewasa atau usia lanjut.
3. Agama
Ditanyakan untuk mengetahui
kepercayaan klien terhadap Agama yang dianutnya sehingga memudahkan dalam
melakukan asuhan dan pendekatan.
4. Suku / bangsa
Ditanyakan untuk mengetahui asal
daerah klien.
5. Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui status
sosial ekonomi sebagai dasar konseling dan pengobatan yang diberikan.
6. Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan Ibu atau suami sebagai dasar memberikan KIE.
7. Alamat
Ditanyakan untuk mengetahui klien
tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada klien yang namanya sama, selain
itu alamat juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada penderita.
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan oleh klien saat
ini atau yang menyebabkan klien datang ke RS.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Apakah klien menderita penyakit
menurun, menular dan menahun.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien menderita penyakit
menurun, menular dan menahun.
e. Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui usia perkawinan dan
apakah itu perkawinan yang pertama kali.
f. Riwayat menstruasi
Perlu diketahui menarche, siklus haid
teratur atau tidak, banyaknya darah yang keluar waktu haid, lamanya haid,
disertai nyeri atau tidak ada menopause.
g. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ditanyakan tentang kehamilan
persalinan dan nifas yang lalu pada Ibu yang pernah hamil.
h. Riwayat kontrasepsi
Ditanyakan untuk mengetahui alat
kontrasepsi apa yang dipakai Ibu selama ini.
i.
Keadaan
psikososial
-
Untuk
mengetahui bagaimana perasaan Ibu, suami, keluarga dalam menerima penyakit yang
diderita Ibu
j.
Pola
kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui pola kebiasaan
sehari-hari Ibu sebelum dan saat sakit.
-
Nutrisi
Untuk mengetahui komposisi makanan dan
frekuensi makan dan minum.
-
Eliminasi
Untuk mengetahui BAB berapa kali, ada
gangguan atau tidak, BAK berapa kali ada gangguan/tidak.
-
Pola coitus
Untuk mengetahui bagaimana sexualitas
pasien.
-
Pola
istirahat
Untuk mengetahui waktu istirahat yang
berapa lama, ada gangguan atau tidak.
-
Personal
hygiene
Untuk mengetahui kebersihan pasien.
2.
Data Obyektif (O)
Yaitu data yang
didapatkan dengan melakukan pemeriksaan langsung kepada pasien, diantaranya
pemeriksaan fisik, data psikologi, data psikososial, data penunjang yang
spesifik, data dalam pelaksanaan terapi.
Pemeriksaan umum
-
Keadaan umum : untuk
mengetahui keadaan secara keseluruhan
-
Tekanan darah : untuk
mengetahui nilai tekanan darah Ibu
-
Nadi : untuk mengetahui frekuensi detak jantung Ibu permenit
-
Suhu : untuk mengetahui temperature suhu Ibu
-
RR : untuk mengetahui frekuensi pernapasan permenit.
a. Inspeksi
-
Kepala : warna
rambut, bersih atau tidak
-
Muka : pucat atau tidak, ada cloasma atau tidak
-
Mata : conjungtiva pucat atau tidak, sclera putih/kuning
-
Leher : apakah ada pembesaran kelenjar tyroid/tidak
-
Telinga : untuk
mengetahui kebersihan telinga pasien
-
Hidung : simetris
atau tidak, ada secret/tidak
-
Mulut : lembab/tidak, lidah kotor atau tidak, stomatitis ada atau tidak,
ada caries/tidak.
-
Dada : bentuk simetris/tidak
-
Payudara : simetris
atau tidak, keadaan puting susu menonjol atau tidak.
-
Abdomen : ada
massa atau tidak,pembesaran perut atau tidak, ada atau tidak bekas sc.dan untuk
mengetahui TFU.
-
Ekstremitas
atas : untuk mengetahui pergerakannya
-
Ekstremitas
bawah : lengkap atau tidak, apakah
oedem atau tidak.
b.
Palpasi
-
Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
-
Payudara : apakah
ada nyeri tekan, benjolan abnormal ada atau tidak ada
-
Abdomen : apakah
ada massa atau tidak
c.
Auskultasi
-
Dada : ada atau tidak bunyi wheezing dan ronchi
d.
Perkusi
-
Reflek
patella : +/+ atau -/-
e.
Data
penunjang
Adalah data yang
diperoleh dari hasil laboratorium, fotothorax atau hasil USG.
3.
Analisis Data (A)
Untuk mengetahui atau menetukan
Diagnosa, Diagnosa Potensial, berdasarkan data Subjektif dan Objektif kemudian
Masalah, Masalah Potensial dan kebutuhan segera saat itu juga.
4.
Penatalaksanaan (P)
Intervensi : mengacu
pada kebutuhan segera
Implementasi
: rencana
asuhan menyeluruh dan di laksanakan langsung
Evaluasi : hasil
asuhan secara menyeluruh.
SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “A” GII PI000I UK 38 MINGGU
DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN
DI BPM Hj.FAROCHAH KALAMI PULO
JOMBANG
I.
Pengkajian
Tanggal : 25 – 06 – 2012 Jam : 11 : 30 Wib
A. Data Subyektif ( S )
1) Identitas
Nama Ibu : Ny “A” Nama ayah :
Tn “S”
Umur : 24 thn Umur : 29 thn
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama :
Islam
Pendidikan :
SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Mojongapit Alamat
: Mojongapit
2) Keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya terasa kencang-kencang sejak pukul 03:00 wib tanggal
25 – 06 – 2012 dan hanya
mengeluarkan lender sedikit.
3) Riwayat Kebidanan
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 3 – 4 hari (hari
1- 2 habis 4 softex dan hari 3 – 4 habis
3 softex )
Warna : Merah
Dismenorea : Tidak pernah
Flouralbus : Kadang – kadang ( sebelum dan
sesudah haid )
4) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas lalu
NO
|
UK
|
Jenis persalinan
|
Penolong
|
Komplikasi
|
BB/PB bayi lahir
|
Keadaan
|
Laktasi
|
Usia Anak
|
1.
2
|
9 bln
H
|
Spontan
A M I L
|
Bidan
INI
|
-
|
♂/2300/50
|
baik
|
+/+
|
1
th
|
5) Riwayat kehamilan sekarang
Amenorea : 9 bulan
HPHT :
11 – 08 – 2011
TP :
18 – 05 – 2012
UK :
38 minggu
Ibu mulai merasakan gerakan janin
pada umur kehamilan + 4 bulan.
ANC :
TM I : 4x di Bidan
:
TM II : 4x di Bidan dan 1x di
Dokter
:
TM II : 4x di Bidan dan 1x di
Dokter
Keluhan selama hamil dan terapi yang
di berikan
TM II : Mual – mual à
terapi (B6,Kalk,Fe)
TM II : tidak ada à
terapi (Kalk,Fe)
TM III : tidak ada à terapi
(Kalk,Fe,B1,vitC)
6)
Riwayat
kesehatan sekarang
Ibu
mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM, asma,
hipertensi, dll, tidak mempunyai penyakit menahun seperti jantung dan tidak
mempunyai penyakit menular seperti TBC.
7) Riwayat kesehatan lalu
Ibu mengatakan tidak penah menderita penyakit menurun seperti asma,HT, TBC,dll dan ibu tidak pernah menderita penyakit menular,seperti HIV/AIDS
dan penyakit menahun seperti kencing manis.
8) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa dirinya dan keluarga tidak pernah menderita penyakit
menular atau menurun seperti TBC, penyakit jantung, kencing manis, tekanan
darah tinggi, tidak pernah operasi dan tidak ada keturunan kembar.
9) Riwayat KB
Ibu
mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
10) Riwayat Perkawinan
Kawin
ke : 2x
Usia
Kawin : 17 tahun
Lama
: + 9 tahun
11) Riwayat TT
TT
2x
12) Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola nutrisi
Sebelum hamil : Ibu
mengatakan makan 3x sehari porsi sedang minum ± 8 gelas
Saat hamil : Ibu mengatakan pola makan tetap makan 4x sehari dengan porsi sedang, minum ± 8 gelas
b) Pola eliminasi
Sebelum hamil : BAB : 1x sehari, BAK : 5x sehari
Saat hamil : BAB : 1x sehari, BAK : 6 – 7x sehari
c) Pola coitus
Sebelum hamil : 2x dalam sebulan
Saat hamil : jarang melakukan hubungan suami istri
Saat partus :
Ibu belum pernah melakukan aktifitas seksual.
d) Pola istirahat
Sebelum hamil : ± 8 jam perhari
Saat hamil : ± 7 jam perhari
e) Pola personal hygiene
Sebelum hamil : mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas
2 hari sekali
Saat hamil : mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas
2 hari sekali
13) Keadaan psikologi
·
Kehamilan ini
diharapkan
·
Ibu dan
keluarga merasa senang dengan kehamilan ini
·
Hubungan
suami istri dan keluarga baik
B. Data objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan
Umum : BAIK
Kesadaran
composmetis
Keadaan
emosional : stabil
·
Tekanan
darah : 120/80
mmHg
·
Nadi : 80 x/menit
·
Suhu : 368 0C
·
RR : 20 x/ mnt
·
Tinggi
badan : 159
cm
·
BB
sebelum hamil : 65 kg
·
BB selama
hamil : 74 kg
·
Lila : 25cm
2. Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
·
Rambut : Bersih,
hitam, lurus.
·
Muka : Tidak oedem dan pucat, terdapat chloasma gravidarum
·
Mata : simetris, konjungtiva merah
muda,sklera putih
·
Hidung : Simetris,
bersih tidak ada polip/ sekret
·
Mulut
dan gigi : Simetris tidak ada gigi palsu, tidak ada karies dan tidak ada
stomatifus
·
Telinga : simetris,tidaka ada serumen,dan
tidak ada gangguan pendengaran.
·
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
·
Dada : Payudara simetris, puting susu menonjol, terdapat hiperprgmentasi
areola mammae, tidak ada lesi dan benjolan, terdapat eolostrom.
·
Perut : Pembengkakan perut sesuai umur kehamilan 33 cm, ada striae
gravidarum livide, tidak ada luka bekas operasi.
·
Genetalia : Bersih,tidak
ada varices dan tidak ada oedema
·
Anus : Tidak ada luka perut dan honoroid
·
Ekstremitas : Ekstrimitas atas : tidak ada gangguan pergerakan, tidak terpasang
infus
Ekstrimitas bawah : tidak
oedem, tidak ada varices.
b) Palpasi
·
Leher : Tidak
teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar tyroid, limfe.
·
Dada : Tidak
teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
·
Abdomen : Leopold
Leopold I : TFU
3 jari bawah Px, teraba bulat lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : Punggung, teraba keras datar seperti papan
di kanan dan teraba bagian kecil janin
dikiri.
Leopold III : bagian
bawah teraba keras bulat dan melenting (kepala) sudah masuk PAP
Leopold IV : diveregen dan masuk pap sejauh 2/5
c) Perkusi
·
Reflek patella kanan dan kiri (+/+)
3. Pemeriksaan dalam
Jam 11.30 WIB Tgl 25 – 07 - 2012
Æ 2 cm
Selaput ketuban utuh
Efficement :
25 %
Presentasi Kepala Denominator UUK
4. Pemeriksaan laborat
Tanggal 08 – 04 – 2012
Hb 12 gr %
II.
ANALISIS DATA
Dx : Ny “ A” GII PI000I UK 38 minggu, janin tunggal hidup, let kep intra
uterin, KU baik dengan inpartu kala 1, fase latin.
Ds : -
Dx Potensial :
-
Ds Potensial :
-
Kebutuhan : Memberikan dukungan emosional dan pendekatan
Menyarankan
dan membantu Ibu untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
Memberi cairan
dan nutrisi
Pencegahan
infeksi
Eliminasi
Observasi CHPB
dan TTV
III.
PENATALAKSANAAN
1.
Lakukan
pendekatan pada Ibu
Melakukan pendekatan
pada bu agar
terjalin kepercayaan dan kerjasama klien dengan petugas
Klien dapat
mempercayai petugas dan dapat bekerjasama
2. Siapkan peralatan untuk menolong
persalinan (partus set,perlengkapan ibu dan bayi). Menyiapkan peralatan untuk
menolong persalinan (partus set,perlengkapan ibu dan bayi) agar mempermudah
dalam tindakan.Peralatan telah siap.
3. Berikan cairan dan nutrisi.Memberikan cairan dan nutrisi karena cairan dan nutrisi Ibu sendiri diolah oleh
tubuh dan diproduksi sebagai bahan energy.ibu telah diberikan cairan dan nutrisi.
4. Lakukan observasi TTV
Melakukan Observasi TTV
Waktu
|
TTV
|
His
|
DJJ
|
Hasil VT
|
11: 30
|
TD120/80mmHg
N 80x/menit
S 36,5 0C
|
3x/10 menit “30
|
136x/menit
|
Ø 2 cm,selaput ketuban utuh
|
12 : 00
|
TD -
N 88x/menit
S -
|
3x/10 menit “30
|
140x/menit
|
-
|
12 : 30
|
TD
N 82x/menit
S
|
4x/10 menit “40
|
140x/menit
|
-
|
13 : 00
|
TD
N 88x/menit
S
|
4x/10 menit “45
|
144x/menit
|
-
|
13 : 30
|
TD
N 88x/menit
S
|
4x/10 menit “45
|
144x/menit
|
-
|
14 : 00
|
TD
N 84x/menit
S
|
4x/10 menit “45
|
136x/menit
|
-
|
14 : 30
15 : 00
|
TD
N 88x/menit
S
TD120/80 mmHg
N 80x/menit
S 36 0C
|
4x/10 menit “45
4x/10 menit “45
|
140x/menit
144x/menit
|
-
Ø 10 cm (lengkap)
|
IV.
EVALUASI
Tgl : 25 – 06 - 2012 Jam
: 11.30 WIB
Kala I
S : Ibu mengatakan ia merasa kenceng – kenceng dan sakit perut tembus ke punggung dan
terasa semakin sakit.
O : TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/m
N : 80
x/mnt S : 36 0C
VT : Ø 2 cm DJJ :
136x/menit
His : 3x/10 menit “30
A : Ny “A” GII PI000I dengan Kala 1 fase laten
P : Pantau tanda – tanda persalinan
Membantu
ibu mengatur posis yang nyaman
Observasi
Ibu dan janin
Pemenuhan
cairan dan nutrisi
Evaluasi Kala II
Tgl : 25 – 06 – 2012 Jam
15.00 WIB
Kala II
S : Ibu
ingin mengejan dan rasa seperti ingin buang air besar.
O :
TD : 120/80 mmHg VT : Ø 10 cm
N : 80x/menit His : 4x/10 menit” 45
S : 36 0C DJJ : 144x/menit
A :
Ny “A” dengan Kala II
P :
1. Mengamati tanda dan gejala kala II (Doran,teknus,perjol,vulka)
2. Memastikan perlengkapan, bahan dan oba-obatan
esensial siap digunakan, mematahkan eksitosin 10 U dan menempatkan tabung
suntik steril sekali pakai didalam partus set.
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang
bersih
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah
saku, mencuci ke dua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handk satu kali pakai.
5. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
untuk semua pemeriksaan dalam
6. Menghisap oksitosin 10 U ke dalam tabung suntik
(dengan memakai sarung tangan steril) dan meletakkkan kembali di partus set.
7. Memberikan vulva dan perinium, menyekanya dengan
hati-hati dari depat kebelakang dengan kapas/kasa yang dibasahi air desinfeksi
tingkat tinggi.
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan
pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan servik sudah lengkap, bila
ketuban belum pecah sedangkan pembukaan sudah lengkap lakukan amniotomi.
9. Mendekontaminasikan sarung tangan dengan
mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan
klorin 0,5% dan melepas dalam keadaan terbalik serta merendam dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 mnt, mencuci ke dua tangan.
10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi uterus berakhir
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 x/mnt).
11. Memberitahukan ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin baik dan membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai
keinginannya.
·
Menunggu Ibu
hingga punya keinginan meneran
·
Menjelaskan
kepada keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberikan semangat kepada
Ibu saat mulai meneran.
12. Meminta bantuan keluarga menyiapkan posisi ibu
untuk meneran. (pada saat his, bantu Ibu dalam posisi setengah duduk dan
pastikan ia merasa nyaman)
13. Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai
dorongan kuat untuk meneran.
·
Bimbing Ibu
agar dapat meneran secara benar dan efektif
·
Dukung dan
beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak
sesuai
·
Bantu Ibu
mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
·
Anjurkan Ibu
beristirahat diantara kontraksi
·
Anjurkan
keluarga memberi dukungan dan semangat pada Ibu
·
Berikan cukup
asupan cairan peroral
·
Menilai DJJ
setiap kontaksi uterus selesai
·
Segera rujuk
jika bayi belum/tidak segera lahir setelah 120 mnt (2 jam) meneran
(primigravida)/ 60 mnt (1 jam) meneran (multigravida)
14. Anjurkan Ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang nyaman, jika Ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 mnt.
15. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi)
di berut Ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian
dibawah bokong.
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan.
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva maka lindungi perinium dengan satu tangan yang dilapisi dengan
kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Menganjurkan Ibu meneran
perlahan/bernafas dangkap dan cepat.
20. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
dan mengambil tindakan yang sesuai jika itu terjadi, dan segera melanjutkan
proses kelahiran bayi.
·
Jika tali
pusat meliliti leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
·
Jika tali
pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua tempat dan potong
diantara dua klem tersebut
21. Tunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar
secara spontan
22. Setelah kepala mengalami putar paksi luar, pegang
secara biparetal. Anjurkan Ibu untuk meneran saat kontraksi. Denga lembut
gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu dengan muncul dibawah arkus
pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah
perinium Ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah,
menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan
atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan Ibu
jari dan jari-jari lainnya)
25. Melakukan penelitian (selintas)
a) Apakah bayi menangis kuat dan bernafas tanpa
kesulitan ?
b) Apakah bayi bergerak dengan aktif.
Jika bayi tidak menangis, tidak
bernafas atau megap-megap, melakukan langkah resusitasi.
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala
dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks,
ganti handuk basah dengan handuk/kain kering, membuarkan bayi diatas perut Ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak
ada lagi bayi dalam uterus
.
Evaluasi Kala III
Tgl : 25 – 06 – 2012 Jam
16.05 WIB
Kala
III
S : Ibu mengatakan ia merasa lega karena
bayinya lahir dengan lancar dan selamat
O : Bayi lahir tanggal 25 – 07 – 2012,pukul
16 : 05
·
Menangis
spontan TD : 120/80 mmHg
·
Kulit
kemerahan N : 80x/menit
·
Gerakan
Aktif S : 365 0C
·
Jenis
Kelamin Perempuan
A : Ny “A” dengan Kala III
P : Manajmen aktif kala III
28. Memberitahu Ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar
uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 mnt setelah bayi lahir, suntikkan
oksitosin 10 U Im di 1/3 paha atas distal lateral (melakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat
dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi, mendorong isi tali pusat kearah
distal (Ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Memotong dan mengikat tali pusat
Dengan satu tangan, pegang tali pusat
yang lebih dijepit (dilindungi perut bayi) dan melakukan pengguntingan tali
pusat diantara 2 klem tersebut. Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu
sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan
simpul kunci pada sisi lainnya.
Melepaskan klem dan memasukkan dalam
wadah yang telah disediakan.
32. Meletakkan bayi agar ada kontak kulit Ibu ke kulit
bayi. Meletakkan bayi tengkurap didada Ibu. Luruskan bahu bayi sehingga
menempel di dada / perut Ibu, mengusahakan bayi berada diantara payudara Ibu
dengan posisi lebih rendah dari puting Ibu.
33. Menyelimuti Ibu dan bayi dengan kain hangat dan
memasang topi di kepala bayi.
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak
5-10 cm dari vulva.
35. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut Ibu,
ditepi atas simpisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat
kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kebelang-atas
(darso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri) jika plasenca
tidak lahir setelah 30-40 dtk hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga
timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas. Jika uterus tidak
segera berkontraksi, minta Ibu, suami / keluarga melakukan stimulasi puting
susu.
37. Melakukan penegangan dan dorongan darso-kranial
hingga plasenta lepas, meminta Ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan
lahir (tetap melakukan tekanan darso-kranial).
Jika tali pusat bertambah panjang,
pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan
plasenta,
Jika plasenta tidak lepas setelah 15
menit menegangkan tali pusat.
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plaseta pada wadah yang telah
disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai
sarung DTT untuk melakukan eksporasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari
tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
melakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkonrtaksi.
Melakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15
dtk masase.
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel
ke Ibu maupun janin dan memastikan selaput ketuban, lengkap dan utuh, masukkan
plasenta kedalam kantong plastik/tempat khusus.
41. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perinium. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan
tidak terjadi perdarahan pervaginam.
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke
kulit di ada paling sedikit 1 jam. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan
inisiasi dini dalam waktu 30-60 mnt menyusu pertama biasanya berlangsung
sekitar 10-15 mnt. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
Biarkan bayi berada di dada selama 1
jam walaupun bayi berhasil menyusu kalau belum menyusu tunggu sampai 2 jam.
44. Setelah 1 jam melakukan penimbangan/pengukuran
bayi, beri tetes mata antibiotika profilaksis, dan vit K1 1 mg Im di paha kiri
anterolateral.
45. Setelah 1 jam pemberian vit K1 berikan suntikan
imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral, meletakkan bayi didalam
jangkauan Ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan. Meletakkan kembali bayi pada
Ibu bila bayi belum berhasil menyusu didalam satu jam pertama dan biarkan
sampai bayi berhasil menyusu.
46. Memantau kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
·
2-3 kali
dalam 15 menit pertama PP
·
Setiap 15 mnt
pada 1 jam pertama PP
·
Setiap 20-30
mnt pada jam kedua PP
·
Jika uterus
tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk aoniouteri.
47. Mengajarkan Ibu/keluarga cara melakukan masase
uterus dan menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah perdarahan
49. Memeriksa nadi Ibu dan keadaan kandung kemih
setiap 15 mnt selama 1 jam pertama PP dan setiap 30 mnt selama jam kedua PP.
·
Memeriksa
temperatur tubuh Ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama PP
·
Melakukan
tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40-60 x/mnt) serta suhu tubuh normal (365 0C-375
0C).
51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 mnt), mencuci dan membilas
peralatan setelah dekontaminasi.
52. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat
sampah yang sesuai.
53. Membersihkan Ibu dengan air DTT, membersihkan sisa
cairan ketuban, lendir, dan darah, membantu Ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.
54. Memastikan Ibu merasa nyaman, membantu Ibu
memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberi Ibu minuman dan makanan
yang diinginkan.
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan
klorin 0,5%.
56. Mencelupkan sarung tangan kotor dalam larutan
klorin 0,5% membalik bagian dalam keluar dan merendam selama 10 mnt.
57. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air
mengalir.
58. Melengkapi patograf, memeriksa TTV dan asuhan kala
IV
Evaluasi Kala IV
Tgl : 25 – 06 - 2012 Jam
: 16.20 WIB
Kala IV
·
Placenta
lahir spontan
·
Panjang
tali pusat 50 cm,incersi sentral,kotiledon lengkap,perdarahan + 50 cc
·
UC
baik
·
TFU
2 jari bawah pusat
S : Ibu mengatakan perutnya terasa mules
O : KU : baik
Perdarahan
+ 50 cc ,kendung kemih kosong,UC baik, TFU 2 jari bawah pusat.
A : Ny “A” PII000II dengan kala IV
P : - Menilai ulang kontraksi uterus dan menilai perdarahan
-
Mengajarkan ibu untuk menyusui bayinya
-
Melakukan pemantauan KU,TTV,kendung kemih,setiap 15 menit sekali 1 jam pertama dan 30 menit sekali pada 1 jam
kedua pasca persalinan
Evaluasi
Tanggal : 26 – 06 – 2012 Jam 06:30
S : Ibu mengatakan
perutnya masih merasa mules dan lelah
O : Ibu tampak lelah,TFU 2
jari bawah pusat,UC baik,kendung kemih kosong,
Perdarahan + 50 cc, TD 120/80
mmHg, N 80x/menit, RR 20x/menit, S 365 0C
A : Ny”A” PII000II dengan 2 jam Post
Partum
P : Lakukan Observasi 2 jam post partum
Anjurkan ibu untuk mobilisai dini
Ajarkan ibu cara menjaga kehangatan
bayi
Perawatan Masa Nifas
Konseling perawatan BBL dan
perawatan tali pusat
Follow up 1 minggu lagi untuk
pemantauan keadaan ibu dan bayinya
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan pengkajian pada Ny “A” GII PI000I UK 38 mgg janin tunggal hidup, let
kep KU Ibu dan janin baik
dengan kala I fase laten
2. Pada Ibu bersalin diberikan asuhan kebidanan yaitu
:
·
Pendekatan
/konseling terapeutik pada Ibu
·
Mengevaluasi
keadaan Ibu dan janin selama proses melahirkan
·
Memimpin
kelahiran sesuai dengan waktu dan teori yang ada
·
Memberi
dukungan dan motivasi kepada Ibu
·
Memberikan
asuhan sesuai APN 58 langkah
·
Mengevaluasi
kembali keadaan Ibu dan bayi
3. Implementasi diberikan sesuai dengan intervensi
4. Tidak terdapat masalah patologis pada Ibu dan
janin.
B. Saran
1. CBagi Mahasiswa
Hendaknya lebih
proaktif, cepat dan tanggap dalam menghadapi segala situasi dan kondisi yang dihadapi
baik dalam teori atau kasus lapangan, khususnya pada proses persalinan.
2. Lahan Praktek BPS
Diharapkan pada lahan lebih meningkat
KIE pada Ibu yang akan bersalin.
3. Institusi Pendidikan
Dapat membimbing
dalam proses pembuatan asuhan kebidanan khususnya pada Ibu bersalin dengan
sabar dan teliti serta memotivasi para mahasiswi dalam segi mental dan
spiritual.
4. Nakes
Bagi setiap tenaga
kesehatan / bidan harus lebih dalam mengkaji setiap kasus yang ada, karena itu
menentukan diagnosa yang akan diambil serta asuhan yang akan diberikan pada
Ibu, khususnya Ibu bersalin. Dan pada setiap tindakan yang dilakukan harus
diteliti, karena menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Prawirohardjo,sarwono.2006.Ilmu
Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
2.
Saifuddin
Abdul Bari, dkk, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Edisi I,
Jakarta : YBP-SP, 2002
3.
Azwar
Azrul.2007.Asuhan PersalinanNormal.Jakarta : JNPK – KR
4.
Pearce.C.Evelyn.2008.Anatomi
dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
5.
Saifuddin
,Abdul Bari. 2007. Buku Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar