ASUHAN
KEBIDANAN
PADA BAYI
BARU LAHIR Ny “I” USIA 1 HARI
DENGAN
KEADAAN UMUM BAIK
DI RSIA MUSLIMAT
JOMBANG
Oleh:
IMROATUL MAWADDAH
7210074
PRODI D III
KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI
DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2012
KATA
PENGANTAR
Syukur
alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan pencerahan serta
limpahan karunia serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan
Asuhan Kebidanan pada BBL Ny “I” Usia 1 Hari Dengan Keadaan Umum Bayi Baik Di
Ruang RGT BKIA Muslimat.
Dalam
penyusunan asuhan kebidanan ini tidak lepas dari campur tangan serta bimbingan
dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis haturkan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat ;
1. Dr. H.M. Zulfikar
As’ad selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU
2. Ibu Sabrina Dwi
Prihartini, SKM selaku Kaprodi D III Kebidanan
3. Ibu Ruri Handayani,
Amd.keb selaku pembimbing
ruangan di RGT, RSIA Muslimat Jombang
4. Ibu, selaku
pembimbing akademik D III Kebidanan UNIPDU
5. Ibunda tercinta yang
selalu memberikan motivasi secara material maupun moril.
6. Seluruh teman-teman
mahasiswa serta tenaga kesehatan di RGT RSIA Muslimat Jombang
yang telah membantu, mendidik dan membimbing kita selama berada di lahan
praktek.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis mengharap kritik serta asaran yang
bersifat membangun dari semua pihak.
Jombang, 15 Juli 2012
Penyusun
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Secara umum kelahiran bayi
normal cukup ditangani atau ditolong oleh bidan yang dapat diberi tanggung
jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi pada persalinan normal oleh
karena itu kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi beberapa saat sesudah
selesainya persalinan normal, maka seorang bidan harus mengetahui dengan segera
timbulnya perubahan-perubahan pada ibu dan bayi dan bila perlu memberikan
pertolongan pertama seperti menghentikan perdarahan, membersihkan jalan nafas,
memberikan oksigen dan memberikan pernafasan buatan sampai ibu dan bayi
tersebut ditangani oleh seorang dokter atau dibawa kerumah sakit yang mempunyai
perlengkapan serta perawatan yang baik.
Penelitian telah menunjukkan
bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam
bulan pertama kehidupan. Oleh karena itu penanganan yang sesuai prosedur (cepat
dan dapat) sangat mendukung guna menekan angka kematian bayi. Management yang
baik pada waktu masih dalam kandungan, selama persalinan, segera setelah lahir
dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi
yang sehat.
Dengan fenomena seperti
penjabaran diatas penulis tergerak untuk menyusun ASKEB pada Bayi Baru Lahir,
selain untuk memperdalam ilmu pengetahuan, penulis juga ingin menambah
pengalaman praktik kliniknya guna kesiapan menyongsong dunia kerja kelak yang
menuntut keprofesionalan dan kompetensi.
2.
Tujuan
·
Tujuan Umum
Setelah
melakukan praktek klinik kebidanan, mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan
Kebidanan pada kasus BBL normal secara komperhensif baik pada klien maupun
keluarga.
·
Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan
kebidanan mahasiswa diharapkan dapat :
² Melakukan pengkajian
pada kasus BBL normal.
² Mengidentifikasi
diagnosa / masalah kebidanan berdasarkan data subyektif dan obyektif pada kasus
BBL normal.
² Menentukan masalah potensial
yang mungkin muncul.
² Menentukan kebutuhan
segera.
² Merencanakan tindakan
yang akan dilakukan.
² Melaksanakan perencanaan
yang telah dilakukan.
² Melaksanakan evaluasi
mengacu pada tujuan kriteria hasil.
3.
Identifikasi Masalah
Apakah yang menyebakan
timbunya tanda-tanda bahaya bayi baru lahir ?
4.
Batasan Masalah
·
Apa yang dimaksud Asuhan segera Bayi Baru Lahir ?
·
Apa saja aspek-aspek penting dari asuhan segera
BBL ?
·
Bagaimana penanganan Asuhan BBL ?
·
Apa saja yang meliputi pengkajian fisik pada BBL ?
·
Konseling apa saja yang perlu di informasikan pada
ibu dalam pengawasan pada BBL ?
·
Apa saja macam tanda-tanda bahaya yang harus
dikenali oleh ibu ?
·
Bagaimana mekanisme kehilangan panas pada BBL ?
·
Apa upaya untuk mencegah kehilangan panas ?
·
Meliputi apa saja konsep asuhan kebidanan pada BBL
?
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A.
KONSEP BAYI BARU LAHIR NORMAL
1.
Pengertian Asuhan Bayi Baru Lahir
Ø Adalah asuhan yang
diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian
besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan
sedikit bantuan atau gangguan (Bari Syaifuddin,Abdul :2002).
Ø Penanganan dilakukan
sejak kepala mulai keluar dari jalan lahir, yaitu dengan melakukan pembersihan
lendir serta cairan yang berada disekitar mulut dan hidung dengan kapas dan
kain kasa steril. Bayi sehat akan menangis dalam 30 detik, Tidak perlu
dilakukan apa-apa lagi, karena bayi sudah bernafas spontan dan warna kulitnya
kemerah-merahan. (Bari Syaifuddin,Abdul : 2006).
2.
Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Ø Menangis kuat.
Ø Frekuensi nadi
>100.
Ø Warna kulit
kemerah-merahan.
Ø Tanus otot bagus
(Gerak aktif).
3.
Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir
a.
Persalinan Bersih dan Aman
Yaitu dengan menyediakan
perlengkapan alat-alat di kamar bersalin diantaranya adalah :
ð Alat penghisap lendir
(Mucus Extractor)
ð Tabung oksigen dengan
alat pemberi oksigen
ð Alat pemotong dan
pengikat tali pusat
ð Tanda pengenal bayi
ð Tempat tidur bayi
atau inkubator dengan keadaan hangat dan steril
ð Lain-lain : kain,
kasa, baju steril serta obat antiseptik
ð Termometer dan stopwacth
ð Tempat atau ruang
dalam keadaan hangat dan terang
b.
Membersihkan Jalan Nafas (Inisiasi Pernafasan
Spontan)
Bayi normal akan menangis
spontan segera setelah lahir. Apabila tidak langsung menangis penolong segera
membersihkan jalan nafas dengan cara :
ð Letakkan bayi pada
posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat
ð Gulung sepotong kain
dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak
menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
ð Bersihkan hidung,
rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tengah yang dibungkus kasa steril
ð Berikan rangsangan
taktil dengan cara menepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain kering dan kasar (handuk). Dengan rangsangan ini biasanya
bayi segera menangis.
c.
Klem dan Potong Tali Pusat
·
Klemlah tali pusat dengan buah klem, pada titik
kira-kira 2 cm dan 3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira-kira 1 cm
diantara klem-klem tersebut).
·
Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil
melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda.
·
Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali
pusat, ganti sarung tangan anda bila ternyata sudah kotor. Potonglah tali
pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril dan Disinfeksi Tingkat Tinggi
(DTT).
·
Periksa tali pusat setiap 15 menit, apabila masih
terjadi pendarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat (Bari Syaifuddin,Abdul
: 2002).
d.
Jagalah Bayi Agar Tetap Hangat
·
Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi
kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya.
·
Gantikan handuk / kain yang basah dan bungkus bayi
tersebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala telah
terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
·
Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak
kaki bayi setiap 15 menit
-
Apabila telapak bayi terasa dingin, pastikan suhu
aksila bayi.
-
Apabila suhu bayi kurang 36,5 0C,
segera hangatkan bayi tersebut.
e.
Kontak Dini Dangan Ibu
·
Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin, kontak
dini antara ibu dan bayi penting untuk :
-
Kehangatan : mempertahankan panas yang benar pada
bayi baru lahir.
-
Ikatan batin (bonding attachment) dan
pemberian ASI.
·
Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila telah
siap (dengan menunjukkan reflex rooting).
·
Bayi normal sudah dapat disusui segera sesudah
lahir, lamanya disusui hanya untuk 1-2 menit pada setiap payudara Ibu.
·
Dengan menghisapnya bayi terjadi perangsangan
terhadap pembentukan air susu Ibu dan secara tidak langsung rangsang isap
membantu mempercepat pengecilan uterus.
·
Pada hari ketiga bayi sudah harus menyusu selama
10 menit pada Ibu dengan jarak waktu tiap 3-4 jam, namun jika diantara waktu
tersebut bayi menangis karena lapar, ASI boleh disusukan ,
f.
Pernapasan
Sebagian besar bayi akan
bernapas secara spontan pernapasan bayi
sebaiknya diperiksa secara teratur untuk mengetahui adanya masalah.
·
Periksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap 5
menit
·
Jika bayi tidak segera bernapas, lakukan hal-hal
berikut
- Keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat
- Gosoklah punggung bayi dengan lembut
·
Jika bayi masih belum mulai bernafas setelah 60
detik mulailah resusitasi.
·
Apabila bayi stanosis (kulit biru) atau sukar
bernapas (frekuensi pernapasan kurang 30 atau lebih dari 60 x / menit), berilah
oksigen kepada bayi dengan keteter nasal atau nasal frongs (Bari
Syaifuddin,Abdul : 2002)
g.
Perawatan Mata
·
Obat mata entromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 %
dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual).
·
Perawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan
ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat + diberi
salep mata sesudah 5 jam bayi lahir
·
Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat
atau neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi
lahir.
h.
Apgar skor
Penilaian bayi waktu Lahir (assesment at birth) 1
menit dan 5 menit berikutnya:
|
Tanda
|
0
|
1
|
2
|
Jumlah nilai
|
Menit
1
|
Frekuensi
jantung
|
( ) tidak ada
|
( ) < 100
|
( ) < 100
|
|
Usaha bernafas
|
( ) tidak ada
|
( ) lambat tak teratur
|
( ) baik, menangis
|
|
|
Tonus otot
|
( ) lumpuh
|
( ) eks. Fleksi sedikit
dari anggota
|
( ) gerakan aktif
|
|
|
Reflex
|
( ) tidak bereaksi
|
( ) menangis
|
( ) menangis kuat
|
|
|
Warna
|
( ) biru pucat
|
( )
tubuh kemerahan
Tangan & kaki biru
|
( )
kemerahan
Seluruh tubuh
|
|
|
Menit
5
|
Frekuensi
jantung
|
( ) tidak ada
|
( ) < 100
|
( ) < 100
|
|
Usaha bernafas
|
( ) tidak ada
|
( ) lambat tak teratur
|
( ) baik, menangis
|
|
|
Tonus otot
|
( ) lumpuh
|
( ) eks. Fleksii sedikit
dari anggota
|
( ) gerakan aktif
|
|
|
Reflex
|
( ) tidak bereaksi
|
( ) menangis
|
( ) menangis kuat
|
|
|
Warna
|
( ) biru pucat
|
( )
tubuh kemerahan
Tangan & kaki biru
|
( )
kemerahan
seluruh tubuh
|
|
(Prawihardjo : 2006)
Selain penilaian bayi waktu lahir dinilai dengan
APGAR SKOR dapat dinilai juga dengan cara SKOR DOWN :
Evaluasi Respiratory Distress dengan Skor Down
|
0
|
1
|
2
|
Frekuensi nafas
|
< 60 / menit
|
60-80 / menit
|
> 80 / menit
|
Retraksi
|
Tidak ada retraksi
|
Retraksi ringan
|
Retraksi berat
|
Sianosis
|
Tidak sianosis
|
Sianosis hilang dengan O2
|
Sianosis menetap walaupun diberi O2
|
Air entry
|
Udara masuk bilateral baik
|
Penurunan ringan udara masuk
|
Tidak tidak ada udara masuk
|
Merintih
|
Tidak merintih
|
Dapat di dengar dengan stetoskop
|
Dapat didengar tanpa alat bantu
|
Evaluasi gawat nafas dengan menggunakan Skor Down
1.
Skor < 4 : Tidak ada gawat nafas
2.
Skor 4-7 : Gawat nafas
3.
Skor 7 : Ancaman gagal nafas (pemeriksaan gas darah
harus dilakukan)
B.
ASUHAN BAYI BARULAHIR
Dalam waktu 24 jam, bila bayi
tidak mengalami masalah apapun, berikanlah asuhan berikut :
1.
Lanjutkan pengamatan pernapasan, warna, dan
aktivitasnya
2.
Pertahankan suhu tubuh bayi
·
Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya 6 jam
dan hanya setelah itu, jika tidak terdapat masalah medis dan jika suhunnya 36,5
0C atau lebih
·
Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat,
kepala bayi harus tertutup.
3.
Pemeriksaan fisik bayi
Lakukan pemeriksaan fisik yang
lebih lengkap, ketika memeriksa bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru
lahir secara menyeluruh antara lain
- Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (TTV)
·
Suhu normal rextal / aksila : 36,5
– 37,2 OC
·
Laju pernapasan normal : 40 -60 x / menit ≠ ada
wheezing dan ronchi
·
Detak jantung normal : 100 – 120 x / menit
·
Nadi normal : 120 – 150 x / menit, frekuensi nadi perifer
·
Berat badan normal : 2500 – 4000 gram
·
Panjang badan normal : 48 – 53 cm
- Pemeriksaan fisik
1.
Kepala : simetris atau tidak, adanya kelainan-kelaian
atau tidak seperti (keadaan ubun-ubun, molase, caput succedanium, cepal
hematoma, hydrochephalus, anensefalus dan meningokel)
-
Ukuran normal lingkar kepala terdiri 3 bagian:
ü SOB (Sub Occipito
Bregmatica) : 32 cm
ü FO (Fronto
Occipito) : 34 cm
ü MO (Mento Occipito) : 35 cm
2.
Mata : simetris atu tidak, ada kelainan atau tidak,
ada tanda infeksi atau tidak (tanda-tanda infeksi antara lain) :
-
Conjungtiva pucat, atau merah
-
Sclera kuning atau putih
-
Pupil waktu lahir reflex cahaya
-
Pupil hari I : myosis
-
Isokor atau anisokor
-
Nystagmus atau tidak (kelainan SSP)
-
Pada minggu pertama koordinasi gerakan bola mata
belum sempurna
3.
Hidung : simetris atau tidak, ada secret atu tidak,
pernapasan cuping hidung atau tidak.
4.
Telinga : periksa dalam hubungan letak dengan mata dan
kepala simetris atau tidak ada sekret atau tidak.
5.
Mulut : simetris atau tidak, stomatitis ada atau
tidak, terdapat labiopalatoskizis ada atau tidak.
6.
Leher : terdapat pembesaran kelenjar tiroid atu tidak,
pembekakan ada atau tidak
7.
Dada bentuk simetris atau tidak LIDA norma : 30,5
– 33 cm
8.
Bahu, lengan dan tangan
-
Gerakan normal
-
Jumlah jari normal
-
LILA normal : 9,5 – 11 cm
9.
Perut :
-
Adakah benjolan sekitar tali pusat, pendarahan
tali pusat, lembek pada saat bayi menangis, benjolan atau tidak.
-
Tali pusat normal berwarna putih kebiruan pada
hari pertama mulai kering dan mengkerut / mengecil dan akhirnya lepas setelah
7-10 hari.
10.
Jenis Kelamin
:
Laki-laki (♂)
-
Testis berada dalam skrotum atau tidak.
-
Penis berlubang atau tidak.
Perempuan (♀)
-
Vagina berlubang
-
Uretra berlubang
-
Labia mayor sudah menutupi labia minor
-
Pendarahan withdrawel : cairan darah yang
keluar dari kemaluan bayi yang diakibatkan penghentian hormone wanita yang
tiba-tiba dari ibunya
11.
Tungkai dan kaki
-
Gerakan normal atau tidak
-
Tampak normal atau tidak
-
Apakah ada kelainan atau tidak
12.
Punggung dan anus
-
Punggung : Periksa akan adanya pembengkakan atau
cekungan
o
Lordosis : membengkok ke depan
o
Scoliosis : membengkok ke kanan dan ke kiri
o
Kifosis : membungkuk
o
Spinabifida: selaput sumsum belakang menyembul ke
luar pada suatu tempat pada tulang punggung di dalamnya terdapat jaringan
sumsum tulang belakang
-
Anus : Periksa meconium sudah keluar atau belum
dalam 24 jam post partum. Bila bayi sudah minum ASI maka feses akan berubah
hijau kekuningan. Kelainan seperti : ATRESIA ANI : Lubang anus / dubur tidak
ada
13.
Kulit :
Selama bayi dianggap normal
beberapa kelainan kulit dianggap normal, seperti :
-
Verniks kaseosa (lemak dalam tubuh) ® tidak perlu dibersihkan karena menjaga kehangatan tubuh bayi.
-
Millia : titik putih yang khas pada hidung dahi,
dan pipi.
-
Lanugo : rambut halus yang melapisi janin pada
bahu, bokong dan ekstrimitas lebih banyak pada bayi premature.
-
Deskuamasi : kulit bayi daerah tubuh, punggung,
dan abdomen yang terkelupas pada hari pertama / juga terjadi selama 2-4 minggu
pertama kehidupan masih dianggap normal, paling sering pada BBLP.
-
Warna : Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih
pucat dibanding bayi preterm karena kulit bayi aterm lebih tebal.
-
Iketerus : warna bayi kuning yang terlihat pada
kulit atau pada sclera mata bayi dengan iketerus hyperbillirubin, kuku jari
tangan dan telapak tangan juga berwarna kuning.
- Reflex
Reflex moro : lengan terangkat ke atas dan ke bawah,
terkejut (memeluk).
Reflex rooting : menoleh kearah sentuhan, rangsangan pada pipi
dan bibir.
Reflex graphs/plantar : menelan, rangsangan pada vulva,
bayi akan menjulurkan lidah.
Reflex sucking : menhisap, rangsangan dengan menyentuh bibir.
Reflex tonic neck : kepala menengadah.
Reflex walking : reflex berjalan bila bayi diberdirikan.
Reflex placing : berdiri tegak, dengan melalui / berpegangan
dangan benda keras.
Reflex crwling : merangkak.
Rflex babinski : reflex kaki menendang, bila telapak kaki
digesek dengan jari kita.
- Autopometri
Lingkar
kepala : SOB : 32 cm, FO : 34 cm, MO:35 cm
Lingkar
dada : 30,5 – 33 cm
Lingakar
lengan atas : 9,5 – 11 cm
Jadi nilai dari antopometri di
atas merupakan nilai standart
- Eliminasi.
Miksi : sudah
keluar /belum, jam berapa?
Meconium
: sudah
keluar /belum, jam berapa?
v Memberikan Konseling
1.
Jaga kehangatan bayi
2.
Pembenahan ASI, terutama selama 6 bulan (ASI
Eksklusif)
3.
Perawatan tali pusat, minimal 2 x sehari
4.
Agar ibu mengawasi tanda-tanda bahaya
v Tanda-tanda bahaya
yang harus dikenali oleh ibu
1.
Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan
lemah
2.
Kesulitan bernapas, yaitu pernapasan cepat > 60
/menit atau menggunakan otot napas tambahan
3.
LETARGI = bayi terus-menerus tidur tanpa bangun
untuk makan
4.
Warna abnormal= kulit / bibir biru (sianosis)
atau bayi sangat kuning
5.
Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu
dingin (hipotermi)
(Bari Syaifuddin,Abdul : 2002)
- Berikan Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya
pendarahan karena difisiensi vitamin K pada bayi baru lahir, lakukan hal-hal
berikut:
·
Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu
diberi vitamin K peroral 1 mg / hari selama tiga hari
·
Bayi dengan resiko tinggi diberi vitamin K parenteral
dengan dosis 0,5-1 mg I.m
(Bari Syaifuddin, Abdul : 2002)
BAB III
ASUHAN
KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR Ny “I” USIA 1 HARI
DI RSIA MUSLIMAT JOMBANG
I.
PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 11 Juli 2012
Jam : 16.00 WIB
Tempat : RGT, RSIA Muslimat
A.
Data Subyektif
1.
Identitas / Biodata
Nama bayi : Bayi Ny “I”
Umur : 1 Hari
Tgl/Jam/Lahir : 11-7-2012/14.50 WIB/Sptn B
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan : 2750 gr
Panjang badan : 46 cm
Nama Ibu : Ny
”I” Nama Ayah : Tn.
“D”
Umur : 23 Th Umur : 23 Th
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat rumah : Senden,
Peterongan Jombang
2. Riwayat Penyakit Kehamilan
·
Pendarahan : Tidak ada
·
Pre eklampsia : Tidak ada
·
Eklampsia : Tidak ada
·
Penyakit kelamin : Tidak ada
·
Lain-lain : -
3. Kebiasaan waktu hamil
·
Makanan : Ibu mengatakan selama hamil makan 3 x sehari
dengan porsi kecil namun sering dengan menu nasi, lauk-pauk (tempe, tahu, ikan
laut, telur dan daring), sayur-sayuran, buah-buahan serta tambahan susu.
·
Obat/Jamu : Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu pada
saat hamil muda maupun tua
·
Merokok : tidak
·
Aktifitas : Ibu mengatakan saat hamil sedikit mengurangi
pekerjaan rumah tangga yang berat-berat.
4. Riwayat persalinan
sekarang
ð Jenis persalinan : Spontan
ð Ditolong oleh : Bidan
ð Waktu/jam : 14.50 WIB
ð Bayi lahir :
Perempuan, menangis spontan
ð BB, PB : 2750 gr, 46 cm
ð Penilaian bayi waktu
lahir (assesment at birth)
|
0
|
1
|
2
|
Frekuensi nafas
|
< 60 / menit
|
60-80 / menit
|
> 80 / menit
|
Retraksi
|
ü Tidak ada retraksi
|
|
|
Sianosis
|
ü Tidak sianosis
|
|
|
Air entry
|
ü Udara masuk
bilateral baik
|
|
|
Merintih
|
ü Tidak merintih
|
|
|
B. Data Obyektif
1.
Pemeriksaan Fisik
·
Keadaan Umum : Baik
·
Suhu : 36,5 oC
·
Pernapasan : 46 x/menit
·
HR : 100 x/menit
·
Berat badan sekarang : 2750 gr
·
Panjang badan : 46 cm
2.
Pemeriksaan Fisik secara sistematis
a.
Inspeksi
·
Kepala : simetris, rambut hitam, tidak ada caput
succedenum dan hematoma, tidak ada maoulage.
·
Muka : kemerahan, bersih tidak ada lanugo, terdapat
millia
·
Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sclera
putih, reflex pupil, terhadap cahaya baik
·
Telinga : simetris, bersih tidak ada serumen
·
Hidung : simetris tidak ada pernapasan cuping hidung,
tidak ada sumbatan, tidak ada sekret
·
Mulut : simetris, bibir kemerahan, tidak terdapat
labiopalatokisis, tidak stomatitis, gusi merah muda
·
Leher
: tidak tampak pembesaran
kelenjar hyroid dan limfe
·
Dada : simetris tidak ada wheezing dan ronchy, bunyi
nafas dan jantung teratur/normal
·
Payudara : menonjol dan putting susu ada
·
Tali pusat : lembek, kering dan tidak ada pendarahan, tali
pusat di UCC dan dibungkus kasa
·
Punggung : tidak ada spina bifida, tidak ada pembengkakan
atau cekungan
·
Ekstrimitas : tidak ada kelainan pada ekstremitas bawah
maupun atas
·
Genetalia : labia
mayora sudah menutupi labia minora
·
Anus : tidak ada atresia ani
b.
Palpasi
·
Kepala : Tidak ada oedema, tidak ada kelainan seperti
chepal hematoma, caput seccudeneum, anansepalus + hidrosefalus.
·
Ubun : cembung
·
Muka : tidak ada oedema
v Reflek
Reflex moro : Bisa, dapat diketahui saat dikagetkan dengan
menepuk tangan maka bayi akan kaget
Reflex rooting : Bisa, dapat dilihat saat menyentuh pipi bayi,
maka bayi akan menoleh
Reflex graphs/plantar : Bisa, dapat diketahui saat
tangan disentuhkan pada tangan bayi dengan sendirinya bayi akan menggenggam
Reflex walking : Tidak bisa
Reflex sucking : Bisa, dapat dilihat saat bayi menyusu pada
ibunya
Reflex tonic neck : Tidak ada
v Antopometri :
·
Lingkar kepala : SOB : 32 cm, FO : 33 cm MO : 39 cm
·
Lingkar dada : 34 cm
·
Lingkar lengan atas : 11 cm
v Eliminasi
·
Miksi : sudah, warna
: jernih. Pukul 15.00 WIB
·
Meconium : sudah, warna
: hitam. Pukul 15.30 WIB
3.
Pemeriksaan Penunjang
- Golongan Darah Ibu: O
- Golongan Darah Bayi : O
II.
INTERPRETASI DATA (Identifikasi Diagnosa, Masalah
Dan Kebutuhan)
Tanggal : 11 juli 2012 Pukul:16.00 WIB
Ø Dx : Bayi
Ny “I” umur 1 hari lahir dengan Spontan, keadaan umum baik.
Ø Ds : -
Ø Do : K/U : Baik Lila :
11 cm
S : 36,5 OC Lida : 34 cm
RR : 46 x/m Lingkar kepala
HR : 100 x/m SOB :
32 cm
BB : 2750 gr FO :
33 cm
PB : 46 cm MO : 39 cm
Ø Masalah
: -
Ø Kebutuhan
1.
Pertahankan suhu tubuh
2.
Perawatan tali pusat
3.
Pemberian ASI eksklusif
4.
Kebersihan diri dan lingkungan (personal hygiene)
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.
Identifikasi kebutuhan
Tidak ada
V.
Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Dx :Bayi Ny “I” umur 1 hari lahir dengan Spontan,
keadaan umum baik
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan
kondisi bayi tetap stabil dan tetap terjaga kebutuhannya serta Ibu dapat
memahami cara perawatan bayi baru lahir yang benar
Kriteria hasil : - Suhu : 36,5 0C-37,2 0C
- RR : 40 x/menit – 60 x/menit
- HR : 120 x/meit – 140 x/menit
- Tangis kuat
- Gerak aktif
- Kulit merah muda
Intervensi
1.
Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan
R/ meminimalisir kontak
langsung dengan mikroorganisme
2.
Lakukan observasi TTV
R/ mendeteksi
sejak dini kemungkinan komplikasi/kelainan yang muncul
3.
Lakukan perawatan tali pusat
R/ menjaga tali pusat tetap kering dan
mencegah infeksi lanjut
4.
Berikan ASI Eksklusif secara adekuat/ susu
pengganti minimal 2 jam/ 1 kali.
R/ meningkatkan daya tahan
tubuh bayi dan memenuhi nutrisi bayi
5.
Berikan kehangatan pada bayi
R/ bayi tidak mengalami hipotermi
6.
Berikan tetes mata pada bayi
R/ mencegah infeksi pada bayi
7.
Berikan suntikan Vit. K
R/ meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit
8.
Lakukan perawatan bayi
sehari-hari
R/ menjaga personal hygiene dan kondisi
bayi
VI.
Implementasi
No.
|
Hari /tgl /jam
|
Tindakan
|
TTD
|
1.
|
Rabu
11 juli 2012
Jam 16.00 WIB
Rabu
11 juli 2012
16.30 WIB
|
1.
Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
2.
Melakukan Observasi TTV
S : 36,5oC Lila : 11
cm
RR : 46 x/m Lida : 34
cm
Lingkar kepala
HR : 100 x/m SOB : 33
cm
BB : 2750 gr FO : 34
cm
PB : 46 cm MO : 38
cm
Tali pusat : tidak ada perdarahan
3.
Melakukan perawatan tali pusat, dibungkus dengan
kasa steril
4.
Memberikan ASI Eksklusif secara adekuat/ susu
pengganti minimal 2 jam/ 1 kali.
5.
Memberikan kehangatan pada bayi di tempat
incubator
6.
Memberikan tetes mata pada bayi, 1 tetes mata kiri dan 1 tetes untuk
mata kanan
7.
Memberikan suntikan Vit. K pada 1/3 paha kiri atas bayi
8.
Melakukan perawatan bayi sehari-hari seperti
memandikan, mengganti popok bayi
|
|
VII.
Evaluasi
Tanggal : 11
juli 2012
Jam : 16.45 WIB
S : -
O :
K/U : baik LILA : 11
cm
S : 36,5OC Lida : 34
cm
RR : 46 x/m Lingkar
kepala
HR : 100 x/m SOB : 32
cm
BB : 2750 gr FO : 33
cm
PB : 46 cm MO :
39 cm
Tali pusat : tidak ada perdarahan
Muntah : -
Kembung : -
BAB : +, 2x sehari, konsistensi lembek, warna
hitam kehijauan
BAK : +, 6-7x sehari, warna kuning jernih
Latihan ASI : ibu kooperatif
A : Bayi Ny “I” umur 1 hari lahir
dengan Spontan, keadaan umum baik
P :
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
ASI Eksklusif
Perawatan
tali pusat
Cara
memandikan bayi
Mempertahankan suhu tubuh bayi
Evaluasi (catatan perkembangan)
Tanggal : 12
juli 2012
Jam : 11.00 WIB
S : -
O :
K/U : baik LILA : 11
cm
S : 37 OC Lida : 34 cm
RR : 45 x/m Lingkar
kepala
HR : 120 x/m SOB : 32
cm
BB : 2800 gr FO : 33
cm
PB : 46 cm MO :
39
Tali pusat : tidak ada perdarahan
Muntah : tidak ada
Kembung : tidak ada
BAB : sudah, 2x sehari,
konsistensi lembek, warna hitam kehijauan
BAK : sudah, 6-7x sehari, warna
kuning jernih
Latihan ASI : Ibu kooperatif
A : Bayi Ny “I” umur 2 hari lahir
dengan Spontan, keadaan umum baik
P : Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan
ASI Eksklusif s/d 6 bulan
Perwatan tali pusat
Cara memandikan bayi
Mempertahankan suhu tubuh bayi
Mejelaskan pada
ibu tentang tanda-tanda bayi sakit (panas, muntah, males minum,diare) untuk
segera periksa jika terjadi
Ibu
dan bayi sudah boleh KRS
Px pulang, Follow up 5 hari lagi
BAB IV
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Dari Asuhan
Kebidanan yang telah penulis kaji dan sesuai dengan judul yang tertera yaitu
asuhan kebidanan pada BBL Ny ”I” usia 1 hari, dapat disimpulkan bahwa asuhan Bayi
Baru Lahir adalah asuhan yang diberi pada bayi selama jam pertama setelah
kelahiran.
ð Penatalaksanaan awal
BBL yaitu :
·
Persalinan bersih dan aman
·
Membersihkan jalan nafas (inisiasi pernafasan
spontan)
·
Klem dan potong tali pusat
·
Jagalah bayi agar tetap hangat
·
Kontak dini dengan Ibu
·
Nilai pernafasan
·
Perawatan mata
·
Apgar Skor / Skor Down
ð Pemeriksaan fisik
bayi secara menyeluruh
·
Pemeriksaan TTV
·
Pemeriksaan fisik head to toe
·
Pemeriksaan reflex
·
Pemeriksaan antropometri
·
Pemberian Vit K
Selain itu
konseling yang penting bagi ibu dalam mengasuh dan merawat bayinya yaitu Ibu mengetahui
tanda-tanda bahaya pada BBL. Supaya asuhan yang diberikan pada bayi tepat dan
aman.
Demikian
kesimpulan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Ny”D” usia 1 hari yang dapat
sajikan, mudah-mudahan ASKEB ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.
II.
SARAN
1.
Mahasiswa
·
Mahasiswi diharapkan mengerti dan memahami teori
tentang bayi baru lahir
·
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan
kebidanan pada BBL
2.
Petugas
·
Petugas diharapkan dapat memberikan konseling
kepada bayi selama dilakukan perawatan sendiri
·
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada BBL
diharapkan mampu dilaksanakan secara komprehensif
DAFTAR PUSTAKA
Bari, Syaifuddin, Abdul, 2002. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta:YBP-SP
Mochtar, Rustam, 1988. Sinopsis Obstetri.
Jakarta : EGC
Prawihardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: YBP – SP
Varney, Helen Dkk. 2001. Dokumentasi Kebidanan.
Jakarata : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar